Mohon tunggu...
Afif Abdillah
Afif Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro

Hai! saya seorang mahasiswa jurusan Teknik Elektro dari Universitas Diponegoro yang sedang menjalankan tugas sebagai seorang penulis teknologi

Selanjutnya

Tutup

Politik

SIREKAP, Solusi atau Ilusi?

2 Juni 2024   00:04 Diperbarui: 2 Juni 2024   00:20 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit foto: https://www.shutterstock.com/g/Hanung+Hambara

SIREKAP, Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilihan Umum adalah sebuah aplikasi yang digadang-gadang mutakhir besutan pemerintah yang digunakan dalam pemilihan umum di Indonesia 2024. Rencana dari aplikasi yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini adalah untuk memudahkan dan mempercepat sistem rekapitulasi suara pada pemilihan umum yang dilakukan setiap lima tahun sekali.


Seiring berkembangnya zaman, tentu Indonesia ingin unjuk gigi dalam memajukan teknologi di era modern ini. Proses rekapitulasi suara yang cepat akan sangat membantu Petugas Kelompok Perhitungan Suara (KPPS) yang pada tahun-tahun sebelumnya harus tidak tidur untuk menghitung suara. Tetapi apakah SIREKAP memenuhi ekspektasi dari para penggunanya?

Jika secara konvensional pemungutan suara dilakukan dengan mengirimkan hasil suara ke kelurahan yang kemudian dilakukan pemerikasaan lalu dikirim ke KPU dengan seluruh resiko pengiriman secara manual, Sirekap hanya akan melakukan beberapa langkah saja. Pertama, sebelum proses memindai surat hasil hitung suara, KPPS perlu melakukan beberapa konfigurasi seperti memasukkan data seluruh anggota KPPS di Tempat Pengumutan Suara (TPS) pada masing-masing daerah dan memasukkan data para saksi baik dari partai maupun presiden. Kedua, setelah seluruh kartu suara berhasil dikumpulkan dan dihitung dalam kotak suara, KPPS hanya perlu memasang kertas hasil hitung suara atau yang disebut Form C1 pada aplikasi Sirekap di bagian unggah foto dan data. Ketiga, form yang diunggah akan melalui proses pengecekan secara langsung oleh tim pengelola Sirekap dari KPU. Keempat, ketika verifikasi berkas telah selesai maka hasil akan ditampilkan langsung kepada publik. Tentu proses ini akan meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dibandingkan metode konvensional.

Selain dari segi keunggulan dalam kecepatan rekapitulasi suara, Sirekap menawarkan transparansi dan keakuratan dari setiap suara yang diperoleh. Berikut adalah kelebihan dari penggunaan aplikasi Sirekap dibandingkan dengan tanpa menggunakan aplikasi:

1. Akurasi Penghitungan Suara: Aplikasi Sirekap didesain dengan teknologi yang memungkinkan penghitungan suara secara otomatis dan akurat.
2. Transparansi: Aplikasi ini memastikan transparansi dalam proses pemilihan umum dengan mempublikasikan hasil perhitungan suara secara real-time.
3. Kecepatan Pelaporan: Hasil pemilihan dapat segera diumumkan secara online, memungkinkan masyarakat untuk memantau proses dan hasilnya.
4. Penghematan Biaya: Dengan mengurangi penggunaan kertas dan mempercepat proses, Sirekap dapat mengurangi biaya pemilihan.
5. Akurasi Data: Data yang masuk ke sistem Sirekap lebih akurat karena minim intervensi manusia

Kredit foto: https://www.shutterstock.com/g/Edy+waluyo+nugroho
Kredit foto: https://www.shutterstock.com/g/Edy+waluyo+nugroho
Namun disamping dari kelebihan aplikasi SIREKAP yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan KPPS maupun publik, aplikasi ini justru memiliki lebih banyak memiliki keluhan dan kekurangan yaitu:
1. Keamanan Data: Aplikasi ini memproses data pemilihan yang sangat sensitif. Adanya isu tentang kecurangan yang dilakukan oleh suatu pihak membuat Sirekap menjadi tidak aman.
2. Kesalahan Teknis: Mulai dari login aplikasi, pengunggahan data, error disaat pemakaian menjadi permasalahan Sirekap.
3. Keterbatasan Akses: Tidak semua wilayah memiliki akses internet yang stabil. Penggunaan aplikasi ini dapat membatasi partisipasi warga yang tinggal di daerah dengan konektivitas rendah.
4. Pelatihan dan Pendidikan: Petugas pemilu dan pemilih harus memahami cara menggunakan Aplikasi Sirekap dengan benar. Pelatihan yang kurang memadai dapat menyebabkan kesalahan dalam penggunaan.
5. Ketidakpercayaan Publik: Beberapa orang mungkin meragukan keandalan teknologi dan lebih memilih metode manual tradisional. Membangun kepercayaan publik terhadap Aplikasi Sirekap adalah tantangan tersendiri.
6. Kualitas Kamera: Buruknya kualitas cahaya saat ingin melakukan pengunggahan form C1 membuat formulir seringkali gagal diunggah.

Sirekap yang memiliki fitur unggulan untuk mendukung efisiensi dan keamanan pemilu seperti jaminan keamanan data, kecepatan pengunggahan berkas, efisiensi biaya dan waktu justru malah berbalik seperti bumerang dimana sebagian besar masyarakat kecewa dan kehilangan kepercayaan atas hasil perhitungan suara oleh Sirekap, mulai dari data yang tidak dapat diubah hingga modus kecurangan membuat Sirekap terkesan buruk di mata publik. Sirekap berpotensi besar untuk mendukung pemilihan umum, tetapi perlu evaluasi dan peningkatan agar dapat berfungsi dengan baik. Hal ini penting untuk memastikan kelancaran dan transparansi dalam proses tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun