Sudah 69 tahun Indonesia merdeka. Ya, mendengar kata itu seperti hanya ucapan semata saja nyatanya kita masih belum sepenuhnya dapat merdeka terutama merdeka dalam pendidikan. Hal ini ditunjukan oleh masih tidak meratanya pendidikan di Indonesia hanya si Kaya lah yang dapat sekolah dan si Miskin hanya bisa berandai – andai. Paradigma ini seharusnya harus sudah dihilangkan. Karena merupakan suatu hak setiap orang untuk bisa merasakan, mengenyam pendidikan minimal sampai 12 tahun.
Seperti dikutip dari jawaban Ridwal Kamil (Walikota Bandung) di akun Ask.fm miliknya, beliau menjawab salah satu pertanyaan dari followers nya yang bertanya :
Q : Pak menurut bapak kriteria yang cocok jadi Mentri Pendidikan itu seperti apa?
A : Simple saja, jangan sampai ada satupun anak yang tidak sekolah!
Pendapat yang sangat tegas dan benar menurut penulis, disaat pemerintah dan kementrian pendidikan sibuk dengan Kurikulum 13, diluar sana di kabupaten – kabupaten tertinggal, di pinggiran – pingiran kota masih sangat banyak mereka yang belum bisa mengenyam pendidikan dibandingkan si Kaya yang bisa berpendidikan bahkan sampai tingkat S2 bahkan S3. Mengapa bisa seperti itu? Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap si Miskin ini yang menyebabkan jalannya Teori Kapitalisme Darwin dimana yang kuat yang akan selalu menang dan lemah akan selalu kalah. Karena adanya sebutan si Kaya dan si Miskin dalam pendidikan inilah yang menyebabkan adanya diskriminasi social dan kesenjangan social, ini yang harusnya dihapuskan karena dapat meruntuhkan mental anak bangsa.
Dari zaman bangsa Indonesia dijajah hanyalah orang – orang tertentu saja yang dapat bersekolah. Orang – orang priyai, orang – orang berdarah bangsawan saja yang dapat bisa bersekolah sedangkan orang – orang pribumi yang bekerja sebagai buruh petani di kebun – kebun Belanda, buruh di pabrik – pabrik milik Belanda tidak sama sekalipun mereka dapat mengenal dunia pendidikan bahkan hanya membaca dan menulispun mereka tidak bisa. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya” itu yang dikatakan Bung Karno, tetapi nyatanya? Kenyataan seperti menutup kedua mata dan telinganya tidak mau melihat dan mendengar, seakan tidak belajar dari masa lalu sedangkan bangsa ini hanya ingin maju dimata dunia.
Presiden terpilih Indonesia yang baru adalah salah satu harapan rakyat Indonesia selanjutnya dalam bidang pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan sudah sewajibnya menjadi salah satu program kerja terpenting pemerintah jikalau ingin bangsanya siap menghadapi pasar bebas 2015 mendatang, perubahannya pola pikir masyarakat tentang “Hanya si kaya lah yang dapat sekolah” menjadi “kitapun orang bawah harus sekolah agar dapat menjadi orang atas dan dapat meraih cita – cita setinggi mungkin” – Film Denias, Senandung di Atas Awan 2006 dan Laskar Pelangi 2008.
Afif Indra Sakti
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ'14
1715140174
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI