Mohon tunggu...
Alfian Haris Aryawan
Alfian Haris Aryawan Mohon Tunggu... -

planologi 2k14 ITS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masalah Kependudukan di Indonesia

6 Januari 2015   00:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:45 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia yang saat ini telah menjadi negara keempat terbanyak jumlah penduduknya. Memang memiliki dampak positif namun pada kenyataanyya di Indonesia memiliki dampak negatif lebih banyak. Hal ini saya jelaskan satu persatu :

A.Masalah Kuantitatif

1.Paham “Banyak anak banyak rezeki”

Hal ini sudah berkembang di masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu sekitar tahun 80an. Msyarakat berpikir jika memiliki banyak anak yang jika sudah besar dapat mencari uang untuk membantu keuangan orang tuanya. Namun hal ini sangatlah salah jika tidak diiringi dengan adanya pendidikan yang mencukupi. Bayangkan jika anda memiliki 10 anak memang anda akan dapat memberi makan mereka namun untuk menyekolahkan harus memiliki dana yang besar. Hal ini menyebabkan pendidikan anak-anak mereka hanyalah SD/SMP dan sudah maksimal itu SMA. Maka dari itu perlunya paham ini dihilangkan karena hanya memperbanyak permasalahan akan jumlah penduduk yang jika penduduk itu memiliki produktifitas yang tinggi hal itu sangatlah bagus namun pada kenyataannya yang ada banyak yang tidak produktif dikarenakan tdak bersekolah dengan tinggi.

2.Pernikahan dini

Jika waktu duu hal ini lazim dilakukan di masyarakat desa namun walau seiring zaman yang semakin moden hal ini pun masih ada dilakukan diberbagai daerah di Indonesia yang biasanya dilakukan oleh rakyat berekonomi rendah hingga menengah kebawah. Namun dapat disayangkan pada saat ini pernikahan dini terjadi diarenakan kesalahan pemuda pemudi Indonesia yang pada kenyataannya banyak yang melakukan free sex yang dimana mnyebabkan kehamilan yang membuat mereka diharuskan menikah. Dalam segi pandang kependudukan, hal ini sangat disayangkan dikarenakan pemuda pemudi yang umurnya memang harus menempuh pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun