Mohon tunggu...
afif amir
afif amir Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik untuk Mengelola Prilaku yang Mengganggu Perspektif Ulama

26 Juni 2024   20:29 Diperbarui: 26 Juni 2024   21:47 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

kita sering kali dihadapkan dengan berbagai perilaku mengganggu baik di lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat. Mengelola perilaku mengganggu adalah tantangan yang harus dihadapi dengan bijaksana. ulama Islam telah memberikan panduan berharga dalam mengatasi masalah ini, mengacu pada ajaran Al-Quran dan Hadis.

Kesabaran dan Keikhlasan  Imam Al Ghozali dalam kitabnya ( Ihya' Ulumuddin ) menjelaaskan bahwa kesabaran dalam menghadapi perilaku yang mengganggu akan mendapatkan pahala besar dari Allah SWT. Ia juga menekankan bahwa kesabaran adalah separuh dari iman, Para ulama menekankan pentingnya kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi perilaku mengganggu. Kesabaran adalah salah satu kualitas paling penting yang diajarkan dalam Islam. Sebagai sebuah sikap yang harus dimiliki oleh setiap Muslim, kesabaran mencakup kemampuan untuk tetap tenang dan tabah dalam menghadapi berbagai ujian, cobaan, dan tantangan kehidupan. Kesabaran tidak hanya merupakan tanda kekuatan spiritual tetapi juga merupakan jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesan sejati di dunia dan akhirat. ayat yang menekankan pentingnya kesabaran adalah: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)

Memberikan Nasihat dengan Hikmah  Imam Bukhori dalam kitabnya ( Al Adab Mufrod ) menekankan bahwa kelembutan dalam menyampaikan nasihat akan memperindah pesan yang di sampaikan dan lebih mudah diterima oleh penerimanya . Menasehati adalah salah satu bentuk kasih sayang dan perhatian yang menunjukkan kepedulian kita terhadap sesama. Dalam Islam, menasehati dengan hikmah adalah cara yang dianjurkan untuk memastikan bahwa nasihat yang kita berikan dapat diterima dengan baik dan membawa kebaikan. Hikmah dalam menasehati berarti memberikan nasihat dengan kebijaksanaan, kelembutan, dan cara yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi orang yang dinasehati Al-Quran banyak menekankan pentingnya hikmah dalam menyampaikan nasihat dan ajaran. Allah SWT berfirman:Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. An-Nahl: 125)Ayat ini menunjukkan bahwa dalam berdakwah atau memberikan nasihat, kita harus menggunakan hikmah dan cara-cara yang baik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan tidak menimbulkan pertentangan.

Membangun Lingkungan yang Positif Membangun lingkungan yang positif adalah upaya yang memerlukan komitmen dari setiap individu. Dengan menerapkan nilai-nilai positif, mendorong komunikasi yang efektif, menghargai prestasi, menciptakan lingkungan fisik yang menyenangkan, membangun rasa kebersamaan, memberikan dukungan emosional, dan mengelola konflik dengan bijaksana, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kesejahteraan, produktivitas, dan kebahagiaan. Dari perspektif Islam, prinsip-prinsip seperti menanamkan akhlak mulia, menjaga silaturahmi, memberikan nasihat yang baik, dan berkolaborasi dalam kebaikan juga sangat penting dalam membentuk lingkungan yang positif. Dengan mengikuti panduan ini, semoga kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan sejahtera Allah berfirman dalam Al-Quran: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah: 2).

Menghindari Konflik adalah bagian dari interaksi manusia yang tidak dapat dihindari sepenuhnya. Namun, cara kita mengelola dan menghindari konflik memainkan peran penting dalam menciptakan kehidupan yang harmonis dan damai. Pentingnya Menghindari Konflik1. Menjaga Keharmonisan Hubungan Menghindari konflik membantu menjaga keharmonisan hubungan antar individu, baik dalam keluarga, teman, maupun rekan kerja. Konflik yang berkepanjangan dapat merusak hubungan dan menciptakan suasana yang tidak nyaman.2. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional Konflik yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan emosional lainnya. Menghindari konflik dengan cara yang bijaksana dapat meningkatkan kesejahteraan emosional.3. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif Lingkungan yang bebas dari konflik adalah lingkungan yang kondusif untuk bekerja, belajar, dan beribadah. Ini menciptakan ruang yang positif dan mendukung untuk perkembangan pribadi dan profesional.

Memperbanyak Doa Dalam Islam, Raghib al-Ishafahani dalam kitabnya al-Mu'jam li mufradat Alfadzh Alqur'an al-karim (kamus kosa kata Al-Qur'an) antara lain mengatakan bahwa kata doa sama artinya dengan kata nida' yakni panggilan. Bedanya kata nida' terkadang menggunakan kata ya' tanpa menyembutkan nama orang yang dipanggilnya. Kata du'a dan nida' terkadang digunakan untuk menunjukan salah satu dari kedua arti tersebut. Salah satu firman Allah Swt. yang menyatakan perlunya berdoa kepada Allah sebagai ketundukan diri ada dalam surat Al-Baqarah ayat 186:

Artinya: "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang aku, maka (jawablah), bahwa aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran."  

 Mencari Bantuan Profesional jika perilaku mengganggu sudah sangat parah dan sulit diatasi dengan cara-cara di atas, para ulama juga menganjurkan untuk mencari bantuan dari pihak yang lebih berkompeten, seperti psikolog atau konselor. Dalam Islam, tidak ada larangan untuk mencari bantuan profesional selama hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama. Mengelola perilaku mengganggu dari perspektif ulama memerlukan kesabaran, hikmah, komunikasi yang baik, dan pendekatan yang penuh kasih sayang. Dengan menerapkan ajaran-ajaran Al-Quran dan Hadis, serta meneladani akhlak Rasulullah SAW, kita dapat mengatasi berbagai perilaku mengganggu dengan cara yang efektif dan penuh berkah. Selalu ingat untuk memperbanyak doa dan bersandar pada Allah SWT dalam setiap langkah yang kita ambil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun