Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan adalah mendidik anak sesuai kodratnya.Â
Dalam belajar, anak SD tergolong pada fase anak-anak di mana kodrat zamannya masih suka bermain. Maka dari itu, sebagai guru harus bisa menyiasati agar bisa membuat pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu cara membuat pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menyisipkan permainan di tengah pembelajaran.Â
Ada berbagai macam permainan yang bisa digunakan sebagai ice breaking di tengah pelajaran, salah satunya adalah bermain " 5 Misi ". Dalam memainkan game "5 Misi" minimal peserta adalah 6 orang. Permainan 5 Misi bisa dimulai dengan guru menjelaskan 5 Misi yang harus dijalankan oleh siswa.Â
Misi pertama, ketika guru berkata "satu" maka siswa harus berpencar secara individu dan berperan sebagai patung.
Misi kedua, ketika guru berkata " dua " maka siswa harus berkumpul 2 orang (satu pasang) dan memperagakan sedang naik ojek dimana siswa yang paling depan bisa meletakkan tangan seperti sedang mengendarai motor dan siswa kedua sedang memegang pundak teman di depannya.Â
Misi Ketiga, ketika guru berkata " tiga " maka siswa harus berkumpul 3 orang membentuk lampu lalu lintas di mana siswa pertama bisa jongkok, siswa kedua bisa berdiri sambil membungkuk, dan siswa ketiga bisa berdiri tegak.
Misi keempat, ketika guru berkata "empat" maka siswa harus berkumpul 4 orang membentuk formasi sedang mendayung perahu dengan memperagakan seolah-olah mereka sedang naik perahu.
Misi kelima, ketika guru berkata " lima" maka siswa harus berkumpul 5 orang dan membentuk formasi 4 orang melingkar sambil jongkok dan satu orang berdiri di tengah sebagai bunga matahari.Â
Guru bisa mengarang cerita dalam memainkan permainan ini, kemudian menyisipkan bilangan seperti satu, dua, tiga sampai lima. Contoh cerita bisa seperti ini ; Pada suatu hari, Rizki sedang berkelana di hutan, kemudian dia melihat ada dua ekor burung yang terbang ke atas pohon.Â
Ketika guru mengucapkan angka "dua" maka siswa harus membentuk formasi berkumpul dua orang sebagai tukang ojek. Guru bisa mengarang cerita secara kreatif, sehingga siswa bisa menjalankan misi sampai akhir.Â
Apabila ada siswa yang tidak mendapatkan pasangan, guru bisa membuat kesepakatan untuk memberikan konsekuensi pada siswa tersebut dengan bernyanyi di depan kelas untuk melatih kepercayaan diri mereka.