Juni datang terlalu dini melerai permai, belum sempat napas lega tunaikan janji lama di bulan januari, almanak terlalu terburu-buru mengganti hari. Dan hari-hariku kemudian. Nyeri.
Harmoni kehidupan seperti menggelasar di bulan Juni, kenapa terlalu cepat setangkai tubuhnya rurutkan benang sariku yang belum sempat memproduksi serbuk-serbuk mimpi.
Juni merahap lama sekali, sudah aku coba pahami bagaimana kepergian tak menjadi sebuah malam yang ngeri, tetapi jam yang hinggap di dinding ingatan terlalu pandai mengulur-ngulur sunyi. Kepada bulan Juni semoga saja lekas angkat kaki. Dan tolong ingat;
Jangan
Ulur/Undang/Ulangi
Nanti
Ingat
-----
IBS, 16/06/19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H