Setahun telah berlalu sejak konflik di Gaza semakin memuncak, dipicu oleh Operasi Banjir Al-Aqsa. Selama periode ini, dunia menyaksikan kekejaman yang terus dilakukan oleh militer Zionis terhadap penduduk Palestina. Serangan-serangan brutal dan tanpa henti tersebut menargetkan tidak hanya kelompok pejuang, tetapi juga warga sipil yang tak berdosa---termasuk perempuan, anak-anak, lansia, tenaga medis, dan jurnalis.
Kondisi Gaza yang semakin terisolasi dan hancur menjadi bukti nyata dari upaya sistematis untuk memusnahkan penduduknya, sementara bantuan kemanusiaan terhalang oleh blokade yang ketat. Meskipun begitu, sikap dunia internasional, khususnya dari negara-negara Muslim, lebih sering terlihat sebatas retorika tanpa tindakan nyata. Tulisan ini akan mengulas situasi krisis di Gaza, mengungkap kekejaman yang terjadi, serta sikap pasif para pemimpin Muslim yang seharusnya bertindak melindungi saudara-saudara mereka di Palestina.
Kehancuran yang Masif
Zionis dengan sengaja menghancurkan Gaza. Jumlah bom yang dijatuhkan sejak awal konflik mencapai 75 ribu ton, lebih banyak dari yang digunakan di Dresden, Hamburg, dan London selama Perang Dunia II. Kekuatan ledakan setara dengan 4,6 kali bom nuklir Hiroshima.
Sekitar 60% infrastruktur Gaza hancur, termasuk 814 masjid, 3 gereja, dan 19 kawasan pemakaman. Lebih dari setengah rumah sakit dan 564 sekolah rusak berat, serta situs sejarah yang berusia ratusan tahun juga ikut dihancurkan.
Korban yang terbunuh, terluka, dan hilang hampir mencapai 150 ribu jiwa dalam setahun terakhir, dengan 69% dari korban adalah perempuan dan anak-anak. Sekitar 2,3 juta penduduk terpaksa mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan. Zionis bahkan memblokade truk bantuan pangan, menyebabkan lebih dari 70% penduduk Gaza mengalami kelaparan parah.
Serangan brutal ini juga tidak mematuhi aturan internasional. Mereka menyerang rumah sakit dan membunuh tenaga medis, jurnalis, serta petugas kemanusiaan. Tercatat 986 staf medis, 175 wartawan, dan 85 petugas pertahanan sipil tewas.
Selain itu, Zionis mencuri 2.300 mayat di Gaza, dan bagian-bagian mayat tersebut dijual. Warga Kristen di Gaza juga menjadi korban, dengan ratusan di antaranya tewas dan sejumlah gereja hancur. Situasi ini membuat para pemuka agama Kristen khawatir umat mereka akan punah di Gaza.
Serangan kini tidak hanya terbatas pada Gaza, tetapi meluas ke Libanon, Suriah, dan Yaman, dengan dalih membela diri. Pada September lalu, Zionis menjatuhkan 80 ton bom di Libanon, menargetkan Hizbullah, yang mengakibatkan banyak korban sipil.
Pelajaran Berharga