“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuatan, dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.”
QS Al-Dzariyat [51]: 47)
Apa maksud langit dibangun dengan kekuatan? Kekuatan apa? Apa maksud langit diluaskan? Sedang diluaskan? Apa indikasinya? Jika sedang diluaskan, kapan mengerutnya? Apakah kehancuran alam semesta, Kiamat, tidak terjadi melalui benturan benda langit, bumi, planet, matahari, bintang, dan galaksi-galaksi yang berarti pengerutan langit?
Saat ini alam semesta sedang berkembang atau meluas. Sekarang banyangkan bahwa kita surut mengikuti alur waktu ke masa silam. Kita banyangkan film jagat raya yang diputar terbalik. Jelas bahwa jari-jari alam semesta satu tahun, dua dasawarsa, tiga abad, atau empat millennium lalu lebih kecil dibandingkan dengan saat ini. Pembayangan terus-menerus akan mengantarkan kita pada satu waktu tertentu ketika jari-jari semesta nol! Astrofisikawan George Ganow mengambil waktu ketika jari-jari jagat raya nol sebagai waktu nol ditandai oleh kelahiran jagat raya dalam bentuk Dentuman Besar (The Big Bang).
Mulanya tidak ada apapun, tidak ada ruang, waktu, maupun materi kemudian terjadi dentuman besar dan tercipta ruang yang meluas, waktu yang melesat, dan radiasi serta partikel elementer yang menyebar ke berbagai arah. Para kosmolog, berdasarkan fosil-fosil kosmis, memperkirakan bahwa ledakan besar terjadi sekitar lima belas miliar tahun lalu, kemudian berevolusi sampai akhirnya seperti sekarang. Dus, alam semesta berawal dari waktu tertentu pada masa lalu.
Tabel Pembentukan Alam Semesta
Catatan kecil yang perlu diberi penekanan, Big Bang adalah saat terjadinya ruang, waktu, dan isinya, yakni radiasi, jadi bukan terjadinya bumi atau sistem tata surya. Kejadian bumi, gunung, dan penghuninya merupakan kejadian belakangan, yakni sebelas miliar tahun setelah Big Bang. Jadi, selama sebelas miliar tahun pula jagat raya berlangsung tanpa bumi, tanpa kehidupan. Yang ada hanya benda-benda ruang angkasa, seperti bintang, quasar, dan nebula protosolar. Apakah karena hal ini Al-Quran menyatakan,
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS Al-Mu’min [40]: 57)
Karena, secara umum, sesuatu yang lebih besar dan lebih sulit memerlukan waktu lama untuk membuatnya.
Alam semesta berkembang dimulai dari waktu nol, sebelum itu, dalam bahasa fisika, tiada apa pun yang dapat diverifikasi menggunakan metode ilmiah sebagai satu-satunya metode yang diterima dalam sains modern. Di kalangan masyarakat ilmiah modern, masih terjadi perdebatan tentang situasi pada saat nol dan sebelumnya, adakah eksistensi dan peran Tuhan di sana. Bagi muslim, jagat raya berkembang, langit yang meluas yang dimulai dari nol setidaknya menggambarkan dunia yang holistis, suci, dan religious karena sangat mungkin menghadirkan Tuhan meski agak sulit formalisasinya.
Referensi:
Purwanto, Agus, 2015, “Ayat-ayat Semesta: Sisi-sisi Al-Quran Yang Terlupakan”, Penerbit Mizan, PT. Mizan Pustaka, Anggota IKAPI, Jln. Cinambo No. 135 Ujungberung, Bandung, Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H