cerita pilu datang dari ibu Yuli Nur Amalia, seorang warga di Kota serang, Banten. Ibu Yuli meninggal karena kelaparan saat pandemi virus Corona yang sedang menyerang saat ini.
Sebelum ibu Yuli meninggal, ibu Yuli dan keluarganya harus menjalani kehidupan yang menyedihkan selama Banten berstatus KLB virus corona.
Ibu Yuli dan keluarga yang sehari-hari cuma bergantung dari penghasilan suami mengangkut sampah ini, tidak bisa makan selama dua hari karena tidak adanga bahan makanan yang tersedi.
Itu dikarenakan sang suami tidak bekerja karena wabah pandemi corona. Selama dua hari terakhir, mereka hanya bisa mengurangi rasa lapar dengan minum air putih.
Saat ibu  Yuli masih hidup, ibu Yuli mengatakan bahwa sang suami awalnya bekerja serabutan dengan penghasilan tidak lebih dari Rp 25 ribu per hari.
"Sekarang suami diajak temannya mengangkut sampah dari perumahan," kata ibu Yuli sambil menangis.
Karena wabah virus corona atau covid-19 ini membuat perekonomian ibu Yuli sekeluarga semakin terpuruk. Sang Suami yang awalnya berpenghasilan setiap hari, sekarang hanya bisa mendapatkan uang dua hari sekali.
Akibatnya, ibu Yuli dan keluarganya harus kuat mehan lapar selama dua hari dan hanya meminum air putih.
Sambil menangis, ibu Yuli menceritakan perjalanan hidupnya yang selalu dilanda kesulitan. Sampai salah seorang anaknya yang perempuan harus rela putus sekolah karena kekurangan biaya.
"Satu (sudah lulus) sampai SMP saja, yang satunya SMP kelas dua berhenti (karena tak ada biaya)," kata ibu Yuli
Ibu Yuli mengatakan, selama anaknya masih di bangku bersekolah, dia selalu menjadi korban ledekan dan bullying karena berasal dari keluarga yang tidak mampu.