Mohon tunggu...
Afif Kreatoris
Afif Kreatoris Mohon Tunggu... Guru -

Pecinta ilmu pengetahuan, suka membaca dan suka tantangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Catatan di Hari Pendidikan Nasional

2 Mei 2015   16:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:27 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) jatuh pada hari ini, Sabtu 02 Mei 2015. Demi memperingatinya, berbagai kegiatan yang mengusung tema pendidikan pun dihelat. Mulai dari upacara peringatan, gotong royong bersih-bersih lingkungan sekitar, hingga pawai di jalanan umum.

Makna penting Hardiknas sesungguhnya tidak bisa dipahami hanya dari merenungi sejarahnya saja, namun dengan beraksi melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk membangun kualitas diri, bangsa dan negara. Itulah sebabnya, semangat memperingati Hardiknas diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai kegiatan yang membangun negara, seperti gotong royong bersih-bersih lingkungan, lomba, workshop, dsb.

Makna penting Hardiknas sendiri tidak perlu ditelusuri dengan menengok ke belakang. Tentu saja membaca dan belajar dari sejarah mutlak diperlukan. Namun perlu digarisbawahi, bahwa membaca sejarah kadang tak membawa kebaikan, karena yang terambil darinya bisa jadi sebatas romantisisme sejarah dan rasa bangga terhadap masa lalu, tapi di saat yang sama, tak berbuat aksi kongkrit yang bermanfaat dan membangun.

Di antara masyarakat yang bergembira ria memperingati Hardiknas, boleh jadi hanya segelintir orang yang bisa menjawab ketika disodori pertanyaan ‘apa sesungguhnya makna Hardiknas bagi mereka?’. Kesulitannya bukanlah karena mereka tidak memahami arti pernting Hardiknas, tapi lebih karena mereka merasakannya. Bukankah rasa memang selalu sulit diungkapkan dengan kata-kata? Makanlah setusuk sate kambing, lalu gambarkanlah rasa yang tercecap lidahmu kepada orang yang belum pernah merasakannya, dengan segamblang mungkin. Mungkinkah akan terlahir jawaban yang memuaskan dan komprehensif?

Oleh sebab itu, memaknai Hardiknas hanya dengan kontemplasi, sesumbar kata atau bersilat lidah pada dasarnya hanyalah pekerjaan penonton yang cuma bisa berkomentar dan menebak-nebak apa yang terjadi di depan mata kepalanya, seperti sikap seorang pengamat dan komentator pertandingan sepakbola saja.

Sekarang mari kita lihat mereka, begitu bersemangat memperingati Hardiknas, tanpa perlu diam termenung beribu-ribu bahasa untuk sekedar berpikir filosofis mencari makna di balik Hardiknas. Mereka langsung tancap gas dan beraksi, lalu merasakan apa itu sesungguhnya makna Hardiknas, tanpa perlu banyak omong, tanpa tetek bengek bertele-tele.

Sungguh besar arti penting Hardiknas, dan sebaiknya kita merasakan dan mengalaminya, bukan duduk-duduk berpikir dan berkomentar saja, apalagi seraya mencibir orang lain tanpa melakukan aksi. Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun