Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bossy Child

12 Desember 2015   22:21 Diperbarui: 12 Desember 2015   22:21 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak usia dini adalah makhluk sosial yang masih dalam proses belajar berinteraksi dengan lingkungan yang salah satunya dengan cara melakukan pengamatan terhadap lingkungan. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, anak akan melakukan uji coba terhadap lingkungannya dengan bersikap bossy.

Menurut Psikolog Dra. Henny Eunike Wirawan, sikap bossy ini sering dijumpai pada anak usia 3-4 tahun. Sikap ini muncul dalam bentuk seperti semua keinginannya harus segera dituruti, mau menang sendiri, dan lain-lain. Perilaku ini juga sebetulnya sudah terlihat ketika si anak berumur setahun karena pada dasarnya anak memiliki sifat egosentris yang tinggi pada usia tersebut.

Memiliki anak yang memiliki sikap bossy itu seringkali menguras emosi. Bagaimana tidak, kebiasaan si kecil yang selalu memerintah, seringkali menimbulkan kejengkelan tersendiri. Namun bila ditelaah lagi, sikap bossy yang dimiliki anak sebenarnya memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang. Yaitu, sisi positif dan negatif. Sisi positifnya adalah munculnya sifat kepemimpinan pada si anak, anak terlihat menonjol dibanding teman-temannya dan biasanya tidak mudah terpengaruh. Tetapi jika anak tidak dapat mengendalikannya akan berakibat buruk bagi dirinya. Anak akan susah untuk bergaul dengan teman atau orang di sekitarnya. Anak yang memiliki sikap seperti ini cenderung akan dihindari oleh temannya. Sikap ini memang perlu perhatian ekstra tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk merubahnya. Sedangkan sisi negatifnya yakni tumbuhnya kecenderungan anak untuk mengintimidasi dan memanipulasi kepada orang lain, supaya keinginannya terpenuhi. Lantas bagaimana cara menghadapi anak yang memiliki sifat bossy? Berikut ini ada beberapa hal yang mungkin bisa diterapkan :

  1. Introspeksi diri; sebagai pendidik maupun orangtua dari anak yang bersikap bossy harus peka darimana sifat bossy anak muncul, jangan-jangan mencontoh perilaku dari kita. Untuk itu kita harus bisa merubah sikap
  2. Latih kemandirian anak dan ajarkan ia berkata santun seperti memulai dengan kata “ minta tolong “ untuk meminta sesuatu kepada orang, “terimakasih” dan “maaf” juga penting untuk meredam egoism anak
  3. Arahkan anak dengan baik, tak perlu membentak. Kita harus lebih sabar menghadapi anak yang memiliki perilaku seperti itu, tidak perlu membentak atau memarahinya. Cukup berikan arahan yang tepat bagi sang anak agar ia mengerti
  4. Pilah-pilah lah permintaannya. Kita tidak perlu langsung memenuhi apa yang ia pinta, kita harus dapat memilah apakah memang ia butuh pertolongan atau hanya malas saja
  5. Ambil pelajaran dari sikap yang ia perbuat. Beri pengertian kepadanya bahwa dengan ia berperilaku seperti itu akan merugikannya, tidak akan ada lagi yang ingin berteman dengannya. Bila perlu beri contoh dengan cerita-cerita maupun nyanyian
  6. Puji dia ketika ia mulai merubah perilakunya. Hal itu bisa menjadi kebanggaan bagi dirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun