Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain?

12 September 2017   22:32 Diperbarui: 13 September 2017   05:56 7435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dalam ranah pendidikan, judul di atas tidaklah asing untuk didengar. Para praktisi pendidikan, baik pakar edukasi maupun tenaga pendidik selalu merapalkan kedua mantra tersebut karena dianggap sangat efektif dalam rangka menyalurkan ilmu pengetahuan, terutama bagi anak usia dini. Bagaimana tidak? kita semua tahu bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Hal tersebut bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat. Yang menjadi permasalahan, apakah keduanya memiliki makna yang sama? Bagaimana kedua kalimat tersebut dipahami oleh orang awam? Nah, dalam sedikit ulasan ini kita akan mengenal lebih dalam agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara kita *cielah.

Sebelum kita mengupas kalimat bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, kita pahami terlebih dahulu definisi bermain dan belajar. Menurut KBBI, bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat tertentu atau tidak) yang bersifat spontan, fleksibel, dan sukarela. 

Dalam hal ini, yang dimaksud spontan adalah tidak struktur atau terencana, fleksibel yakni tidak terikat aturan tertentu dan dapat berubah sesuai dengan imajinasi masing-masing, serta sukarela yang berarti tanpa paksaan dari siapapun. Alat atau media yang digunakan dalam bermain disebut permainan. Sedangkan definisi dari belajar secara singkat adalah sebuah proses perubahan tingkah laku manusia, seperti yang sudah saya jabarkan di sini.

Nah, dari gambaran di atas kita dapat menyimpulkan bahwa bermain sambil belajar merupakan suatu aktivitas bermain yang mana menyisipkan materi pembelajaran atau yang mengandung pengetahuan dalam pelaksanaannya. Misalnya dalam permainan gobak sodor, anak akan belajar tentang kerja sama, konsentrasi, kecepatan, dan ketepatan dalam menyentuh "mangsa"nya. Tidak hanya itu, permainan tersebut juga meningkatkan perkembangan motorik kasar dan juga kecerdasan spasialnya. Seluruh tujuan pembelajaran yang terangkum dalam permainan itulah yang disebut bermain belajar. Bagi anak, secara tidak sadar mereka telah belajar, belajar dari permainan yang telah dilakukannya.

Sedangkan yang dimaksud belajar seraya bermain yakni suatu aktivitas pembelajaran yang dikonsep atau dibalut dengan suatu permainan. Nah, belajar seraya bermain ini cenderung bersifat indooratau di dalam kelas, sedangkan bermain sambil belajar lebih pada kegiatan outdoor. Contoh dari belajar seraya bermain yakni telah banyak dilakukan ketika Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) di kelas taman kanak-kanak. Misalkan ketika guru ingin mengenalkan macam-macam warna kepada anak, kemudian guru mengajak anak untuk mewarnai sebuah gambar. Nah lho, apakah mewarna termasuk aktivitas bermain? 

Jawabannya adalah : iya. Iya bingit. Kembali pada definisi bermain bahwasannya segala sesuatu yang dilakukan dengan senang hati, spontan, fleksibel, dan sukarela adalah bermain. Ketika anak melaksanakan kegiatan mewarna disertai dengan 4 komponen bermain di atas, maka anak tersebut "dinyatakan" telah bermain.

Jadi, manakah yang lebih baik : bermain sambil belajar, atau belajar seraya bermain? Pada dasarnya kedua kalimat di atas memiliki makna dan tujuan yang sama. Hanya saja kemasan yang digunakan sedikit berbeda. Dan keduanya sama-sama baik untuk diterapkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Karena saat suasana hati anak sedang senang, otak akan mudah menyerap ilmu dan pengetahuan yang disalurkan oleh guru maupun lingkungannya. Demikianlah sedikit ulasan ini, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun