Mohon tunggu...
Afies Rudit Setyono
Afies Rudit Setyono Mohon Tunggu... Guru - Teacher yang suka menulis dan membaca apa saja

Membaca dan Menulis adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Luka Generasi Muda

24 Maret 2024   22:30 Diperbarui: 24 Maret 2024   22:34 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.depokpos.com

Tawuran antar pelajar bagaikan penyakit kronis yang menggerogoti generasi muda Indonesia. Pertempuran antar kelompok ini tak jarang merenggut nyawa dan meninggalkan trauma mendalam. Memahami akar penyebab tawuran menjadi kunci utama untuk memutus rantai kekerasan ini.

Faktor Internal:

  • Krisis Identitas: Remaja yang mencari jati diri terjebak dalam pencarian pengakuan dan rasa "keren" dengan terlibat tawuran.
  • Emosi Labil: Masa remaja identik dengan gejolak emosi. Kurangnya kontrol diri dan manajemen emosi memicu tindakan impulsif seperti tawuran.
  • Kurangnya Ketegasan Orang Tua: Pengawasan dan bimbingan orang tua yang lemah membuat anak mudah terjerumus dalam pergaulan negatif dan tawuran.

Faktor Eksternal:

  • Pengaruh Media: Tampilan kekerasan di media tanpa edukasi yang memadai dapat menormalisasi perilaku agresif pada remaja.
  • Tekanan Teman Sebaya: Keinginan untuk diterima dalam kelompok dan rasa takut dicap "pengecut" mendorong remaja mengikuti tawuran.
  • Rivalitas Antar Sekolah: Sejarah permusuhan antar sekolah, provokasi, dan balas dendam menjadi pemicu utama tawuran.
  • Kurangnya Fasilitas dan Kegiatan Positif: Minimnya ruang untuk menyalurkan bakat dan energi remaja mendorong mereka ke arah negatif seperti tawuran.

Penanggulangan Tawuran:

  • Penguatan Peran Keluarga: Orang tua perlu membangun komunikasi terbuka, memberikan kasih sayang, dan menjadi contoh teladan bagi anak.
  • Pendidikan Karakter di Sekolah: Menanamkan nilai-nilai moral, anti-kekerasan, dan kedamaian melalui kurikulum dan kegiatan sekolah.
  • Peran Aktif Masyarakat: Tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, dan komunitas perlu bersinergi dalam memberikan edukasi dan pembinaan bagi remaja.
  • Penegakan Hukum yang Tegas: Memberikan sanksi tegas bagi pelaku tawuran untuk memberikan efek jera dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
  • Fasilitas dan Kegiatan Positif: Pemerintah perlu menyediakan ruang bagi remaja untuk menyalurkan bakat dan energi mereka dalam kegiatan positif.

Tawuran bukan solusi untuk menyelesaikan masalah. Menghentikan siklus kekerasan ini membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak. Dengan memahami akar permasalahannya, kita dapat membangun generasi muda yang berprestasi, damai, dan bebas dari tawuran.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun