Mohon tunggu...
Afies Rudit Setyono
Afies Rudit Setyono Mohon Tunggu... Guru - Teacher yang suka menulis dan membaca apa saja

Membaca dan Menulis adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Tersirat Nilai Pendidikan Karakter Novel "Laskar Pelangi" Karya Andrea Hirata

6 Januari 2024   23:06 Diperbarui: 6 Januari 2024   23:09 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://asset-2.tstatic.net/tribunnewswiki/foto/bank/images/laskar-pelangi-2008.jpg

Dalam novel "Laskar Pelangi" menceritakan tentang perjuangan Bu Muslimah dan Pak Harfan, dua orang guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan, dimana dengan usaha dan kesungguhannya mereka berdua berhasil memajukan pendidikan di desa Gantong satu desa terpencil di pilau Balitong.Pada cerita Novel Laskar Pelangi ini memiliki pelajaran yang dapat diambil generasi muda bahwa sebuah kesuksesan harus di tempuh dengan sebuah perjuangan, pantang menyerah, memiliki akhlak yang mulia, dan berbakti kepada orang tua.

Cerita Laskar Pelangi terjadi di desa Gantung, Belitong Timur dan berlatar budaya Melayu Belitong. Kisah ini berawal ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumatera Selatan jika siswa baru tidak mencapai sepuluh anak. Ketika itu baru sembilan anak yang mendaftar dan hadir, tepat saat Pak Harfan( kepala sekolah) akan berpidato untuk menutup sekolah, seorang anak Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah sederhana tersebut. Mulai dari kisah itu maka mulailah di ceritakan mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong hanya tersenyum saat ditanya namanya oleh guru mereka, Bu Muslimah, kejadian bodoh yang dilakukan Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda delapan puluh kilometer pulang-pergi dari rumahnya ke sekolah. Mereka adalah anggota Laskar Pelangi, nama yang diberikan Bu Muslimah karena mereka senang memandangi pelangi. Mereka hidup di sebuah komunitas tambang Belitong. Pendidikan hanya dapat diikuti anak-anak para pegawai PN Timah yang berpangkat, fasilitas hanya dapat dimasuki dan digunakan orang-orang dengan kelas sosial tertentu. Anggota Laskar Pelangi terdiri dari Ikal, Lintang, Mahar, Syahdan,A Kiong,Sahara, Harun, Borek, Kucai, dan Trapani. Anggota Laskar Pelangi bertambah menjadi sebelas ketika ada siswa pindah dari SD PN Timah yang bernama Flo yang merupakan anak orang kaya yang tertarik akan keunikan sekolah Muhamadiyah. Mereka adalah anak-anak yang lahir di sebuah pulau kaya timah di negeri Indonesia. Namun, pulau yang seharusnya kaya-raya tersebut ternyata miskin dari segi ekonomi dan pendidikan. Keadaan tersebut tidak menyurutkan langkah mereka, di tengah keterbatasan fasilitas, anak-anak tersebut ternyata memiliki semangat belajar yang luar biasa.Anggota Laskar Pelangi mengharumkan perguruan Muhammadiyah saat festival 17 Agustus, mereka menampilkan tarian dari Afrika karya Mahar. Prestasi kembali di raih oleh anggota Laskar Pelangi saat lomba cerdas cermat berkat kecerdasan Lintang, bahkan Lintang menantang Drs. Zulfikar, guru sekolah PN Timah yang terkenal kecerdasannya. Hal inilah yang membuktikan bahwa miskin tidak sama dengan bodoh. Mereka beranggapan bahwa kemiskian hanya dapat diperangi dengan pendidikan. Anggota Laskar Pelangi melewati cerita bersama tawa, dan tangis bersama.Masa kecil penuh dengan kebahagiaan dan keajaiban,persepsi terhadap hidup terbentuk pada masa kecil. Kisah persahabatan ini berakhir dengan kesulitan ayah Lintang yang memaksa Einstein kecil tersebut putus sekolah dengan sangat mengharukan dan dilanjutkan dengan kejadian dua belas tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar Pulau Belitong kembali ke kampungnya serta anggota Laskar Pelangi lainnya telah menggapai apa yang  dicita-citakan. A Kiong dan Sahara membuka toko kelontong yang diberi nama Sinar Perkasa, kulinya adalah Samson. Flo menjadi guru TK di Tanjong Pandan dan bercita-cita membangun gerakan wanita Muhammadiyah. Mahar mengajar dan mengorganisasi berbagai kegiatan budaya.Syahdan menjadi aktor dan berkat beasiswa di Kyoto University,Jepang sekarang menjadi pemimpin divisi inovasi teknologi dengan ratusan anak buah, Kucai menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong, dan Ikal mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.

Nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata:

  1. Religius Tokoh-tokoh dalam novel ini digambarkan sebagai orang-orang yang taat beragama, rajin beribadah, dan menjunjung tinggi nilai-nilai religius. Misalnya, kebiasaan mereka sholat berjamaah, puasa Ramadan, dan mengaji.
  2. Jujur Para tokoh ditampilkan sebagai pribadi yang jujur, tidak suka berbohong apalagi menipu orang lain demi keuntungan pribadi. Kejujuran mereka tercermin dari sikap dan perbuatan sehari-hari.
  3. Toleransi Walaupun berasal dari berbagai suku dan latar belakang yang berbeda, para tokoh bisa saling menghargai perbedaan dan hidup rukun satu sama lain. Mereka saling membantu dan bahu membahu mengatasi masalah.
  4. Disiplin Kedisiplinan ditunjukkan oleh kemauan tokoh-tokoh untuk selalu mentaati tata tertib dan aturan bersama, misalnya datang tepat waktu ke sekolah, mengerjakan tugas dengan baik, dll.
  5. Kerja Keras Para tokoh digambarkan sebagai sosok yang kerja keras dan tak kenal menyerah untuk mewujudkan cita-cita mereka, yaitu menjadi orang sukses kelak walau dalam keterbatasan.

Itulah beberapa contoh nilai-nilai pendidikan karakter yang coba ditampilkan penulis novel Laskar Pelangi. Semua nilai tersebut penting bagi pembentukan karakter positif para pembaca, khususnya generasi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun