Kupejamkan mata menadah wajah
Merasakan titik demi titik air hujan
Membasahi bumi yang kian haus akan belaian
Siulan sang hujan makin memekakkan telinga
Rintik rinai dengan iramanya
Bagai simfoni alam tak terbendung
Mengetuk genting, mengalun indah
Bagaikan orkestra sang maha pencipta
Harum tanah basah menguar ke udara
Segar dan menyejukkan batin pilu
Bertahun lamanya aku merindu
Akan belaian mesra titik-titikmu
Kini kau hadir dalam kerinduan
Membasuh dahaga di relung jiwa
Rindu yang bergejolak kini sirna
Terganti rasa syukur tiada terperi
Hujan, engkaulah manifestasi kasih sayang-Nya
Sesingkat atau selama apapun kau turun dari awan kelabu
Aku akan setia menanti tetes demi tetesmu
Mengalirkan rasa syukur pada yang Maha Agung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H