Mohon tunggu...
afida
afida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengurai Alasan SD Swasta Tak Jadi Pilihan Orang Tua

7 November 2018   16:56 Diperbarui: 7 November 2018   17:04 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, sedangkan berpikir tanpa belajar adalah berbahaya".

Setiap orangtua tentu menginginkan pendidikan yang layak bagi putra-putrinya. Berbicara tentang pendidikan, bukan hanya menyangkut penyaluran pengetahuan tetapi juga pembentukan kepribadian. Dalam kehidupan pendidikan yang utama bukan hanya dari rumah tetapi dari sekolah. Dan pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi kehidupan mendatang.

Menjelang tahun ajaran baru tentu orangtua sudah mulai sibuk untuk memilih sekolah bagi anaknya. Siswa dikelas akhir akan lulus kemudian melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Tak terkecuali pada PAUD/TK. Banyak lembaga-lembaga yang mulai membuka pendaftaran peserta didik baru.

Memilih antara sekolah negeri dan swasta tentu tidak mudah, namun pendidikan yang terbaik akan menjadi prioritas bagi anak. Keberadaan sekolah negeri dan swasta sama-sama bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Memandang kualitas sekolah yang bersangkutan akan menjadi bahan pertimbangan bagi orangtua untuk putra-putrinya. Lalu, apa saja yang menjadi alasan SD swasta tak jadi pilihan orangtua?

Dari segi kepemilikan masyarakat memandang bahwasannya sekolah swasta dimiliki oleh perorangan atau suatu kelompok sedangkan sekolah negeri milik umum dan dibiayai oleh pemerintah.

  • Berdasarkan uraian yang pertama dari segi kepemilikan tentunya akan berpengaruh dalam hal biaya, SD negeri SPP tidak dipungut biaya sedangkan SD swasta SPP masih ditanggung oleh wali murid dengan kisaran biaya dari yang termurah sampai dengan yang termahal.
  • Di SD negeri tenaga kependidikan mayoritas berstatus pegawai negeri dan SD swasta tenaga kependidikannya mayoritas berstatus pegawai swasta.
  • Hal yang paling unggul dan menjadi pertimbangan orangtua paling utama adalah dari segi fasilitas SD negeri menyandarkan bantuan dari negara sehingga fasilitas yang dimiliki pun relatif baik sedangkan SD swasta hanya beberapa yang memiliki fasilitas yang baik dan mempunyai finansial yang lebih.

Dari keempat poin yang telah dijabarkan, poin keempat lah yang paling dominan menjadi alasan mengapa SD swasta tak jadi pilihan bagi orangtua. Jika dari aspek sarana prasana dapat memadai maka siswa akan memperoleh pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat belajar mereka.

Di indonesia sebelum lulus TK/PAUD kemampuan baca tulis pada anak usia dini menjadi sebuah keharusan. Jika anak bisa menguasai calistung maka anak akan mudah diterima di SD negeri atau SD favorit. Sudah menjadi hal yang umum jika orangtua berlomaba-lomba dalam hal memasukkan anak ke SD lebih awal. Meskipun anak belum mempunyai kesiapan mental yang cukup dan usia. Di SD anak sudah tidak lagi bermain, mereka mulai mendengarkan guru dengan seksama berbeda jauh ketika di TK/PAUD. Sepertinya banyak perubahan!

Transisi dari TK/PAUD ke SD merupakan langkah awal dalam kehidupan anak. Jika anak TK/PAUD orangtua jangan terlalu memakasakan anak untuk menguasai calistung agar bisa masuk SD favorit atau SD negeri. Mengasuh anak dibawah 6 tahun atau sebelum masuk SD perlu sebuah kesabaran. Tahapan demi tahapan kita harus mampu membimbingnya, tidak terlalu berambisi dan memaksa. Semua akan berbuah manis pada waktunya. Sebagai orangtua tentu ingin membantu anak untuk bisa melewati setiap tahapan-tahapan ini dengan sukses.

Dan pilihan antara SD negeri atau swasta hal itu tergantung dari kemauan dan kebutuhan anak. Karena kematangan anak tidak harus dipaksakan.sekolah merupakan hak anak sedangakan menyekolahkan adalah hak orangtua. Membuat kepribadian yang berkarakter bisa dilakukan dimanapun tidak harus di SD negeri. Memilih sekolah dikatakan baik apabila keinginan anak sejalan dengan orangtua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun