Mohon tunggu...
Finanurafidah
Finanurafidah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Pengkondisian Klasik Menurut Ivan Petrovich Pavlov dalam Pendidikan

17 Maret 2025   22:03 Diperbarui: 17 Maret 2025   22:03 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengkondisian klasik merupakan salah satu teori pembelajaran yang diperkenalkan oleh seorang ilmuwan bernama Ivan Pavlov yang berasal dari Rusia. Pavlov mengembangkan teori ini melalui serangkaian percobaan yang dilakukan pada anjing, yang menunjukkan reaksi otomatis terhadap rangsangan yang telah dikondisikan. Teori ini beranggapan bahwa melalui stimulasi tertentu, perilaku manusia dapat disesuaikan seperti yang diinginkan oleh Pavlov, yang kemudian melakukan eksperimen menggunakan hewan karena hewan memiliki kesamaan atau kemiripan dengan manusia. Pengkondisian Klasik, yang juga sering dikenal sebagai pengkondisan respons refleksif merupakan suatu jenis pembelajaran di mana stimulus yang pada awalnya netral (tidak memproduksi respons tertentu) dihubungkan dengan stimulus lain yang memicu respons tertentu. Seiring berjalannya waktu, stimulus yang awalnya netral itu dapat memicu respons serupa dengan stimulus yang lebih kuat. Teori pengkondisian klasik ini juga merupakan salah satu landasan yang sangat penting dalam psikologi Pendidikan.

Dalam percobaan tersebut, Pavlov mengamati perilaku anjing yang awalnya mengeluarkan air liur saat mendapatkan makanan. Kedua, jika anjing mendengar suara lonceng, anjing tidak bereaksi dan tidak mengeluarkan air liur. Ketiga, apabila anjing diberikan makanan dan mendengarkan suara lonceng, maka anjing itu akan mengeluarkan air liur karena diberi makanan. Keempat, apabila anjing mendengar bunyi lonceng tanpa mendapat makanan, secara otomatis anjing tersebut akan merespons dengan mengeluarkan air liur. Eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov dapat disimpulkan bahwa jika suatu stimulus yang dikondisikan (CS) selalu diikuti oleh stimulus penguat (US), maka stimulus yang dikondisikan tersebut (CS) akan cepat atau lambat menghasilkan respons atau perubahan yang diinginkan (CR). Hal ini juga disebut dengan extinction atau penghapusan. 

Eksperimen Pavlov, bila dihubungkan dengan pendidikan, dapat memberikan pemahaman yang signifikan dalam memahami proses pembelajaran melalui pengkondisian klasik. Pokok dari teori ini adalah bahwa perilaku manusia dan hewan dapat dipengaruhi melalui interaksi dengan lingkungan melalui pemberian rangsangan dari luar. Dalam suatu pendidikan, teori ini dapat menunjukkan bahwa seorang pengajar mampu mengatur stimulus yang diinginkan. Seorang guru merasa bahwa prinsip-prinsip pengkondisian klasik dapat digunakan untuk pembelajaran sehari-hari di dunia Pendidikan. Guru menggunakan cara yang sederhana namun sangat efektif untuk bahan mengajar siswa. Sebagai contoh, terdapat seorang guru yang menggunakan pengkondisian klasik dalam sistem penghargaan di kelas. Setiap kali seorang siswa berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, ia akan memperoleh Bintang emas sebagai simbol penghargaan. Pada awalnya, Bintang emas itu hanyalah simbol biasa, tetapi setelah beberapa kali diberikan kepada seorang murid, murid-murid lainnya mulai mengaitkan Bintang emas dengan kesuksesan dan kebanggaan. Tanpa disadari, mereka mulai berusaha memperoleh penghargaan itu, karena sudah belajar dan kerja keras yang telah dihargai oleh guru mereka. Selain itu, ada seorang guru yang memanfaatkan pengkondisian klasik untuk mendukung siswa-siswa yang sedang mengalami kesulitan dalam Pelajaran. Contohnya, untuk siswa yang merasa gugup saat ujian akan datang, guru tersebut menerapkan cara ini dengan membuat jadwal yang menenangkan sebelum ujian. Setiap kali ujian datang, guru akan memutar musik halus dan menciptakan suasana kelas yang nyaman. Seiring waktu berlangsung, siswa itu mulai mengaitkan suasana yang damai dengan ujian, sehingga kecemasan yang dialami akan berkurang. 

Dalam konteks Pendidikan, teori ini telah banyak diterapkan untuk membentuk tingkah laku tertentu melalui rangsangan berulang, dengan diikuti respons yang diinginkan. Ada banyak studi yang telah menunjukkan bahwa efektifitas peningkatan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran yang sangat spesifik. Implementasi teori ini dalam Pendidikan di seluruh dunia membantu menciptakan lingkungan belajar yang bermanfaat dan mendukung pembentukan kegiatan yang positif. Penerapan teori dari pavlov di bidang pendidikan juga tercemin dalam pembentukan perilaku belajar yang sangat ekfektif. Seorang guru dapat menggunakan teknologi ini untuk menciptakan perilaku belajar yang positif dengan secara konsisten. Misalnya, prestasi pujian atau memotivasi siswa untuk melanjutkan prestasi akademik mereka. Selain itu teori ini memainkan peran penting dalam mempelajari pembelajaran emosional. Peran ini menyoroti bagaimana pengalaman emosional yang terkait dengan proses pembelajaran dan respons perilaku mempengaruhi proses pembelajaran. 

Penggunaan pengkondisian klasik dalam Pendidikan bukan hanya tentang emosional dan penghargaan. Hal ini juga terkait dengan bagaimana kita mengelola lingkungan kita, menciptakan asosiatif positif dengan kegiatan belajar. Dengan cara ini banyak murid yang belajar lebih mudah karena mereka telah mengembangkan hubungan yang kuat antara apa yang mereka lakukan dan hasil yang mereka capai. Seorang guru bangga dengan murid-muridnya karena mereka tidak hanyaa memahami konsep Pendidikan, tetapi juga lebih merasa termotivasi dan percaya diri. Seperti yang diungkapkan oleh pavlov, pengkondisian klasik membantu mempercepat proses pembelajaran dalam sebuah Pendidikan dan menciptakan sebuah kebiasaan dan jawaban otomatis yang dapat membangun kepribadian seorang murid.

Kesimpulan 

Bahwa teori pengkondisian klasik yang diperkenalkan oleh Ivan Pavlov memiliki aplikasi yang sangat relevan dengan konteks pendidikan. Pengkondisian klasik adalah proses pembelajaran di mana rangsangan netral yang awalnya tidak memperoleh respons spesifik dikaitkan dengan rangsangan yang lebih kuat dan mengarah pada respons yang diinginkan. Pavlov menunjukkan konsep ini dengan bereksperimen dengan anjing. Ini menunjukkan bahwa perilaku dapat dibentuk oleh asosiasi stimulus tertentu.

Di dunia pendidikan, konsep ini dapat digunakan oleh guru untuk mempengaruhi perilaku siswa. Dengan mengeluarkan penghargaan seperti Goldstar kepada siswa yang membuat tugas berhasil, guru dapat membuat hubungan antara kinerja dan rasa terima kasih. Selain itu, guru juga bisa menggunakan pengkondisian klasik untuk menciptakan suasana yang menenangkan bagi siswa yang cemas, misalnya dengan memutar musik halus sebelum ujian, sehingga siswa akan mengasosiasikan ujian dengan pengalaman yang lebih positif.

Penerapan teori ini juga berfungsi untuk menciptakan kebiasaan dan respons otomatis dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi dan meningkatkan minat belajar. Teori pengkondisian klasik juga membantu dalam memanage lingkungan belajar yang mendukung pengembangan emosional dan perilaku positif, sehingga siswa menjadi lebih percaya diri dan termotivasi. Secara keseluruhan, pengkondisian klasik dapat mempercepat proses pembelajaran dan mendukung pembentukan kepribadian siswa dalam konteks pendidikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun