pengen cerita, tapi takut dihakimi. Takut dibilang cengeng, takut dibilang lemah.
Jari-jariku mengetik, merangkai kata demi kata. Rasanya berat, kayak nulis di atas batu. Aku"Anak kuat nggak boleh cerita," kata hatiku. "Anak kuat harus bisa segalanya sendiri," kata-kata itu bergema di telingaku. Kakak-kakakku pintar, sukses, bisa banyak hal. Aku harus lebih dari mereka, harus lebih kuat, harus lebih sempurna.
Tapi, aku lelah. Aku pengen manja, pengen berbagi beban, pengen merasakan pelukan hangat. Aku manusia, bukan robot yang nggak punya perasaan. Aku punya hati yang rapuh, yang mudah terluka.
Aku pengen bicara, pengen berbagi cerita, pengen didengarkan, pengen dipahami. Aku pengen merasakan kasih sayang, pengen merasakan kekuatan dari orangtuaku.
Ayah, Ibu, maaf ya aku tidak berani lagi untuk terbuka, untuk bercerita, bahkan untuk sekedar bilang ada apa aja hari ini. Maaf ya prestasiku tidak seberapa. Maaf ya semua yang telah kucapai hanyalah hal sepele dimata kalian. Maaf ya aku bukan manusia hebat, bukan manusia kuat, bukan manusia yang bisa kalian banggakan.
Aku pengen mereka tahu, bahwa aku juga manusia, yang punya kelemahan, yang butuh dukungan, yang butuh kasih sayang. Aku pengen mereka tahu, bahwa aku bukan robot, yang nggak punya perasaan, yang nggak butuh pertolongan.
Aku pengen mereka tahu, bahwa aku ingin mereka ada di sisiku, nemenin perjalanan hidupku, menyayangi dan mendukungku. Aku pengen mereka tahu, bahwa aku mencintai mereka, dan ingin selalu bersama mereka.
Aku pengen mereka tahu, bahwa aku pengen mereka tahu.
Kendal, 24/09/2024
Afid Alfian A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H