Aku tak mengerti, semakin banyak saja
orang-orang yang menilai kita
tanpa tahu siapa kita sebenarnya.
Mereka melihat bayangan di cermin,
menilai warna kulit, bentuk tubuh,
dan pakaian yang kita kenakan.
Mereka tak melihat hati yang berdetak,
jiwa yang bernyanyi,
dan mimpi yang terukir dalam jiwa.
Mereka menebak isi hati kita
dari raut wajah yang terkadang datar,
dari kata-kata yang terkadang terbata,
dari sikap yang terkadang tertutup.
Mereka tak tahu cerita di balik senyum,
luka di balik tawa,
dan air mata yang terpendam.
Mereka mencap kita dengan label,
menetapkan standar,
menentukan nilai,
tanpa pernah bertanya,
tanpa pernah memahami,
tanpa pernah merasakan
kehangatan jiwa kita.
Mereka tak tahu bahwa di balik topeng,
tersembunyi hati yang rapuh,
jiwa yang haus akan kasih sayang,
dan mimpi yang merindukan sentuhan.
Mereka tak tahu bahwa di balik dinding,
terukir cerita yang belum terungkap,
rasa yang belum tersampaikan,
dan harapan yang belum terwujud.
Aku tak mengerti, semakin banyak saja
orang-orang yang menilai kita
tanpa tahu siapa kita sebenarnya.
Mereka hanya melihat bayangan di cermin,
tak pernah melihat jiwa yang sesungguhnya.
Kendal, 07/09/2024
Afid Alfian A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H