Mohon tunggu...
Afid Alfian Azzuhuri
Afid Alfian Azzuhuri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seorang pelajar - penikmat sastra - suka menulis- pendengar musik berbagai genre - masih manusia

Afid Alfian A | Kendal, Jateng 🏠. | 19 Des 🎂. | Sagitarius♐. | Bocah SMA yang suka mencoba banyak hal | Tolong bantu suport blog saya dengan like, share, dan komen disetiap tulisan-tulisan saya🙏 | ........

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tawa dan Air Mata

7 September 2024   08:35 Diperbarui: 7 September 2024   08:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di panggung kehidupan, di mana drama silih berganti,
Ada dua peran setia, tak pernah terganti.
Mereka berdampingan, tak pernah berpisah,
Seolah terikat janji, dalam ikatan magis.
 
Yang pertama, si tawa, dengan gemerlapnya,
Menyapa dunia dengan riang, penuh semangat.
Ia menari-nari, diiringi melodi ceria,
Melepaskan beban, mengusir duka yang merana.
 
Ia hadir di saat suka, di saat bahagia,
Mengalir deras, membasahi hati yang gersang.
Ia mencipta warna, di kanvas hidup yang kosong,
Menyulap kesedihan, menjadi tawa yang merdu.
 
Yang kedua, si air mata, dengan kesedihannya,
Menetes perlahan, membasahi pipi yang pucat.
Ia hadir di saat duka, di saat lara,
Mengalir deras, membasahi hati yang terluka.
 
Ia meneteskan bulir, diiringi isak tangis,
Mencurahkan beban, yang tak tertahankan.
Ia menorehkan luka, di relung jiwa yang rapuh,
Menyisakan kenangan, yang tak terlupakan.
 
Tawa dan air mata, dua sisi mata uang,
Yang tak terpisahkan, dalam perjalanan hidup.
Tawa, sebagai pelangi, menghiasi langit jiwa,
Air mata, sebagai hujan, menyiram taman hati.
 
Mereka bergantian, menyapa jiwa,
Menyentuh relung hati, dengan sentuhan magis.
Tawa, sebagai obat, menyembuhkan luka batin,
Air mata, sebagai penyejuk, meredakan panas jiwa.
 
Tawa dan air mata, dua sahabat sejati,
Yang tak pernah meninggalkan, dalam suka dan duka.
Mereka adalah bukti, bahwa hidup tak selalu mudah,
Bahwa di balik tawa, terkadang tersembunyi air mata.
 
Maka, sambutlah mereka dengan tangan terbuka,
Tawa dan air mata, dua pendamping sejati.
Biarkan mereka menyapa, dengan sentuhan magisnya,
Menyentuh relung jiwa, dengan makna yang mendalam.

Kendal, 07/09/2024

Afid Alfian A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun