Kata-kata berdansa di udara,
menari di ujung lidah,
membentuk melodi indah,
menjanjikan surga di bumi.
"Retorika," bisik angin,
"Hanya embun pagi yang menetes,
menghiasi kelopak bunga,
namun tak mampu menghidupkannya."
"Aku mencintaimu," terucap lembut,
seiring dengan detak jantung yang berdebar.
Namun, bila tak terukir dalam perbuatan,
hanya gema kosong yang terlupakan.
Diksi, retorika,
seolah pelukis ulung,
mengolah kanvas dengan indah,
menciptakan dunia penuh warna.
Namun, tanpa aksi,
kanvas itu hampa,
hanya lukisan tanpa jiwa,
yang terlupakan dalam keheningan.
Seperti burung yang bernyanyi merdu,
menghiasi langit dengan melodi,
namun tak mampu terbang,
hanya terkurung dalam sangkar.
Maka, janganlah hanya beretorika,
berikan makna pada kata-kata,
ukirlah janji dalam perbuatan,
agar cintamu bersemi abadi.
Kendal, 03/09/2024
Afid Alfian A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H