Mohon tunggu...
Afid Alfian Azzuhuri
Afid Alfian Azzuhuri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seorang pelajar - penikmat sastra - suka menulis- pendengar musik berbagai genre - masih manusia

Afid Alfian A | Kendal, Jateng 🏠. | 19 Des 🎂. | Sagitarius♐. | Bocah SMA yang suka mencoba banyak hal | Tolong bantu suport blog saya dengan like, share, dan komen disetiap tulisan-tulisan saya🙏 | ........

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beban Ekspetasi

6 Agustus 2024   07:07 Diperbarui: 6 Agustus 2024   07:18 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari banyak ketidakadilan, hal paling tidak adil justru sering ada pada apa pun yang kita paksakan. Harus senang terus, harus senyum terus, harus baik-baik terus, harus bersama, harus. Tak terasa semua keharusan jadi raja, tubuh jadi budak yang penakut dan keras hati. Dalam hiruk-pikuk kehidupan, manusia terjebak dalam belenggu ekspektasi yang mengikatnya. Senyum palsu yang harus terus dipertontonkan, kebahagiaan yang seolah menjadi kewajiban, dan sikap baik yang terkadang hanya kulit luar belaka. Semua itu seperti sebuah sandiwara yang harus dimainkan tanpa henti, tanpa ruang untuk mengekspresikan ketulusan dan kejujuran. Jiwa yang seharusnya bebas terbang, kini terkurung dalam tekanan sosial yang membelenggunya. 

Ekspektasi dari lingkungan sekitar menjadi bayang-bayang yang mengikuti setiap langkahnya. Tubuh yang seharusnya menjadi tempat kedamaian dan kebebasan, kini terasa terkekang oleh aturan-aturan tak tertulis yang seolah mengatur segalanya. Namun, di tengah gemerlap dunia yang penuh dengan tuntutan palsu, ada suara kecil dari dalam yang memanggil. Suara itu mengajak untuk membebaskan diri dari belenggu ekspektasi, untuk mengizinkan jiwa merayakan kebebasannya tanpa beban. 

Mungkin memang sulit, namun keberanian untuk melangkah keluar dari lingkaran ekspektasi adalah langkah pertama menuju kebebasan sejati. Beban ekspektasi mungkin tak akan pernah hilang, namun bagaimana kita memilih untuk menghadapinya adalah pilihan yang bisa kita ambil. Jadikan setiap langkah sebagai perjalanan menuju kebebasan, jadikan setiap detik sebagai momen untuk merayakan keautentikan diri tanpa terpengaruh oleh eksternal. Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati datang saat kita mampu menjadi diri sendiri tanpa terbelenggu oleh tuntutan-tuntutan palsu dari dunia luar.


Afid Alfian A

Kendal, 05/08/2024.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun