Dewasa ini perkembangan teknologi menciptakan serangkain inovasi dalam membangun kemajuan dan peradaban dunia, yang menjanjikan efisiensi dan kemudahan bagi setiap penggunanya. Perkembangan teknologi ini menghantarkan dunia pada era industri 4.0 yang dimana memberikan banyak perubahan dalam berbagai industri salah satunya adalah industri komunikasi dan informasi. Hal ini memberikan transisi media dalam komunikasi masyarakat yang sebelumnya menggunakan teknologi konvensional seperti koran, radio, televisi, sekarang media tersebut berubah menjadi media digital.
Perkembangan media komunikasi dalam era industri 4.0 melahirkan concept Computer Mediated Communication dimana menjadi tempat pemrosesan manusia untuk menciptakan, merubah, dan mempersepsikan informasi dengan sistem telekomunikasi jaringan (Prasetyo, 2012) salah satunya dengan melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi seperti email, forum online, media sosial, dan lainnya. Serta melahirkan konsep teknologi baru yaitu Artificial Intelligence sebagai pelengkap. Hal ini membentuk sebuah konsep cyberspace untuk cybercommunity dimana mereka saling berinteraksi sebagai kelompok pengguna untuk berinteraksi. Istilah cybercommunity menjadi label dan menjadi arsitektur tatanan sosial baru untuk masyarakat saat ini mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat,sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (Setiawan, 2020)
Perkembangan teknologi yang pesat, masyarakat dihadapkan dengan dorongan untuk masuk kedalam konsep society 5.0 agar dapat survive di dalam arus perkembangan teknologi. Society 5.0 adalah era di mana semua teknologi menjadi bagian dari diri manusia itu sendiri dan internet digunakan tidak hanya untuk bertukar informasi tetapi juga untuk kehidupan. Society 5.0 adalah bentuk pengembangan salah satunya dalam menanggulangi dan membenahi sistem dari beberapa permasalahan karena pesatnya perkembangan teknologi. Secara konsep society 5.0 merupakan cyber community dimana masyarakat model ini memiliki tipikalitas cerdas, kritis serta berliterasi tinggi dalam menghayati dimensi-dimensi kehidupan (Dr. Suherman, 2020). Tentunya untuk mencapai level tersebut perlu persiapan dan tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya menjaga dan manajemen privasi dan keamanan, serta ketimpangan akses dan keterampilan.
Meskipun adanya cybersecurity namun masih belum menjamin 100% data privasi dan keamanan kita terjaga tentunya cybercrime menjadi tantangan dari cybersecurity untuk menjaga keamanan dan privasi dari cybercommunity. Cybercrime didefinisikan Pelanggaran dilakukan terhadap perorangan atau kelompok dengan motif kriminal untuk secara sengaja menyakiti reputasi korban atau menyebabkan kerugian fisik atau mental kepada korban baik secara langsung maupun tidak (Gani, 2018). Adanya celah dari sistem keamanan memberikan peluang bagi para hacker melakukan kejahatan untuk memperoleh keuntungan salah satunya adalah menjual data pribadi ke situs tertentu. Seperti Kasus data bocor seringkali terjadi di indonesia seperti 91juta data pengguna tokopedia pada 20 Mei 2020 bocor dan diperjualkan, 17juta data pelanggan PLN bocor pada 19 Agustus 2022, dan lainya. Hal ini data privasi pengguna mengalami turbulance, data dan informasi dicuri serta disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab ( Rumlus, 2020)
Adapun serangan lebih rinci dari cybersecurity, yang dapat menjawab kebocoran data dengan melakukan berbagai cara dengan menggunakan :
Malware (Malicious Software) adalah bentuk ancaman paling umum untuk menyerang, mengganggu bahkan merusak device pengguna melalui media virus, trojans, spyware, ransomware, dan adware.
Social Engineering attack menggambarkan serangan berdasarkan interaksi manusia di mana pengguna dimanipulasi untuk memberikan informasi rahasia dan sensitif privasi seperti kata sandi, jawaban atas pertanyaan keamanan, dll.
Injeksi SQL (Structured Query Language) Teknik serangan ini memanfaatkan kelemahan keamanan yang terjadi di tingkat basis data aplikasi web. Penyerang memanfaatkan kelemahan yang melekat pada aplikasi dan mengeksekusi perintah SQL ilegal dengan mengeksploitasi kode yang tidak aman. (Torgby & Asabere, 2013)
Tantangan keamanan dan privasi siber dalam era Society 5.0 merupakan panggilan bagi kita untuk memahami bahwa kemajuan teknologi tidak hanya membawa berkah, tetapi juga membuka pintu bagi ancaman yang kompleks. Kesadaran akan keamanan siber harus menjadi inti dari transformasi ini, seperti cahaya yang membimbing kita melalui labirin digital yang tak terduga. Penting untuk tidak hanya mengenali risiko, tetapi juga mengadopsi praktik keamanan digital yang proaktif. Sebagaimana kita merancang masa depan yang terhubung dan pintar, langkah-langkah preventif menjadi landasan yang memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Kerjasama adalah kunci dalam melawan ancaman siber yang terus berkembang. Society 5.0 harus membentuk aliansi yang kokoh, melibatkan sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil untuk mengatasi tantangan ini secara holistik. Dalam perjuangan melawan cybercrime, teknologi keamanan tidak boleh hanya menjadi tameng, tetapi juga senjata yang efektif. Pengembangan kebijakan yang progresif dan melibatkan partisipasi aktif dari semua pihak adalah fondasi yang kuat untuk menciptakan lingkungan daring yang aman dan dapat dipercaya. Sebagai partisipan dalam komunikasi perubahan sosial, Society 5.0 memiliki tanggung jawab untuk membentuk masa depan yang cerdas dan aman, di mana inovasi teknologi dan keamanan siber menjadi dua sisi dari koin yang tak terpisahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H