Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Apakah Kita Masih Perlu TVRI?

30 Mei 2022   22:28 Diperbarui: 3 Juni 2022   17:44 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siaran TVRI di beragam platform. Sumber: TVRI.go.id

Tercatat market share belanja iklan TV di Indonesia masih mendominasi di angka 78,2%. Sementara belanja iklan media online di Indonesia memperoleh raihan sebesar 15,9% dari total belanja iklan media. 

Di sini kita lihat bagaimana belanja iklan televisi masih hampir 5 kali dibandingkan media online.

Memang, survey yang dilakukan Nielsen ini berlandaskan pada "gross rate". Artinya, lembaga penelitian ini tidak mengetahui angka sebenarnya dari penjualan iklan yang dilakukan. Seperti jual beli di pasar pada umumnya, sangat lazim bagi industri media untuk memberikan diskon. 

Ini juga berlaku bagi media televisi. Belanja besar maka akan diberikan diskon besar. Media online pun melakukan hal yang sama untuk pengiklan dengan komitmen pemasangan iklan dalam jumlah besar. Namun setidaknya media online tertolong oleh pemasang iklan retail. 

Semua orang bisa memasang iklan di media online dari mulai harga yang sangat murah. Sementara televisi umumnya melayani korporasi karena harga iklan yang sangat mahal untuk per tayangannya. Di sini ada kemungkinan angka asli dari market share belanja berbeda dengan riset Nielsen berdasarkan "gross rate".

Melihat data dari Nielsen tentang belanja iklan di tahun 2021, industri televisi masih cukup berjaya di Indonesia. Artinya, masyarakat kita masih menerima paparan lebih besar dari tayangan TV dibandingkan media online. 

Lalu bagaimana dengan TVRI? Apakah masyarakat juga menerima paparan cukup besar dari lembaga penyiaran publik milik negara ini? 

Mengutip dari website "Katadata", berdasarkan riset Nielsen yang dirilis pada bulan April 2022 oleh Group MNC, secara keseluruhan TVRI memperoleh 1,4% dari total kepemirsaan televisi di Indonesia. Angka ini masih sedikit lebih baik dibandingkan Metro TV dengan angka 1,2%. 

Stasiun TV di bawah naungan MNC yaitu RCTI, MNC TV, GTV, dan iNews berhasil memperoleh khalayak paling besar di angka 44,8%.Angka ini disusul oleh pangsa pasar gabungan dua TV di bawah naungan SCM, SCTV dan Indosiar dengan perolehan 27,6%.

Sebagai lembaga penyiaran publik, TVRI bisa dibilang memperoleh kepemirsaan yang sangat kecil dibandingkan dengan lembaga penyiaran swasta. 

Secara regulasi sebenarnya TVRI memperoleh banyak keistimewaan dari negara dibandingkan dengan televisi swasta. Namun tampaknya kelincahan dari TV swasta untuk bersaing secara komersial membuat TVRI ketinggalan setidaknya dari segi anggaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun