Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boeing 737: Jatuh di Jakarta Salahkan Kru Indonesia, Jatuh di China Salahkan Siapa

24 Maret 2022   07:49 Diperbarui: 24 Maret 2022   08:35 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trending Boeing di Twitter Indonesia, 22/3. Foto: tangkap layar dari Twitter

Ketika terjadi kecelakaan beruntun dengan penyebab yang sama, model pesawat Boeing 737-Max 8 layaknya segera dihentikan untuk terbang atau dikenal dengan istilah "grounded". Amerika Serikat, negara asal perusahaan Boeing tidak buru-buru melakukan tindakan itu walaupun dapat mengancam keselamatan warganya. Satu negara yang pertama kali memutuskan agar Boeing 737-Max 8 "grounded" dari semua maskapai di negerinya adalah China.

Usai kecelakaan di Ethiopia, investigasi pun semakin gencar dilakukan. Para korban kecelakaan Boeing 737-Max 8 mendatangi Kongres Amerika Serikat. Pemberitaan media juga semakin meluas sehingga penyebab kecelakaan yang sesungguhnya semakin terkuak.

Alhasil, didapati bahwa Boeing sengaja menyembunyikan kelemahan sistem pada model pesawat 737-Max 8 dalam rangka memaksimalkan keuntungan. Seperti terungkap dalam dokumenter "Downfall: The Case Against Boeing", perusahaan pembuat pesawat tersebut dijatuhi tuduhan kriminal karena aksi kotornya itu. Akhirnya, tuntutan itu diselesaikan dengan kesepakatan membayar denda pada Januari 2021 lalu sebesar lebih dari 2,5 miliar dolar Amerika Serikat atau hampir mencapai 36 triliun rupiah.

Selain denda, pesawat Boeing 737-Max 8 juga dilarang terbang di seluruh dunia termasuk negara asalnya Amerika Serikat hingga dilakukan perbaikan pada sistem yang bermasalah. Model tersebut mulai diizinkan untuk kembali terbang di berbagai negara di dunia setelah hampir dua tahun "grounded" setelah kecelakaan di Indonesia yang menewaskan 189 korban jiwa dan tewasnya 157 penumpang akibat kecelakaan di Ethiopia.

Dilansir dari New York Times, China menjadi negara paling akhir yang memberikan izin terbang kembali Boeing 737-Max 8. Baru pada Desember 2021 China mengizinkan model pesawat tersebut untuk diterbangkan oleh maskapai di negerinya dengan beberapa persyaratan. Hingga saat ini, Boeing 737-Max masih dalam tahap pengetesan oleh maskapai China sebelum terbang membawa penumpang komersial.

Naas nasib Boeing, saat model 737-Max masih belum layak terbang di China, model pendahulunya 737-800 mengalami kecelakaan fatal di negara itu. Pemberitaan menyebutkan bagaimana dahsyatnya ledakan hingga terlihat dari luar angkasa. Tercatat setidaknya 132 penumpang menjadi korban dalam satu kecelakaan terbesar selama satu dekade terakhir sejarah penerbangan di China.

Apakah Boeing akan menyalahkan awak pesawat China seperti mereka menyalahkan kru Indonesia setelah kecelakaan yang terjadi di Cengkareng? Atau justru terungkap skandal lainnya yang juga ditutupi oleh Boeing sehingga kembali terjadi kecelakaan fatal dari model pesawat lainnya? Tentunya kita belum tahu. Namun pastinya, mata dunia akan menyorot lebih tajam kepada Boeing setelah melakukan aksi tidak terpuji sehingga memicu kecelakaan pesawat besar di Indonesia dan Ethiopia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun