Mindset atau pola pikir adalah cara menilai dan membuat kesimpulan tentang sesuatu. Pola pikir yang berbeda dari orang ke orang disebabkan oleh perbedaan jumlah sudut pandang yang dijadikan dasar, landasan, atau alasan. Emosi (mentalitas) memengaruhi banyak sudut pandang berfikir seseorang. Pola pikir dibagi menjadi dua jenis, yaitu growth mindset (pola pikir berkembang) dan fixed mindset (pola pikir tetap).
Growth mindset, juga dikenal sebagai mindset berkembang, didasarkan pada keyakinan bahwa kualitas dasar seseorang dapat diolah melalui usaha tertentu. Meskipun manusia berbeda dalam segala hal, bakat dan kemampuan awal setiap orang dapat berubah dan berkembang seiring dengan pengalaman dan perlakuan. Salah satu ciri growth mindset (pola pikir berkembang) adalah sebagai berikut:
- Memiliki keyakinan bahwa bakat, intelegensi, dan sifat tidak diberikan secara genetik.
- Menerima kesulitan dan berusaha untuk melewatinya.
- Tetap optimis setelah kegagalan
- Memiliki pandangan optimistis tentang usaha.
- Mengambil pelajaran dari kritik
- Mencari pelajaran dan mendapatkan inspirasi dari kesuksesan orang lain
Sangat penting bagi tumbuh kembang anak untuk memiliki growth mindset. growth mindset ini sangat bermanfaat jika ditanamkan pada anak sejak dini. Setiap orang tua ingin anak-anak yang tumbuh dengan karakter yang kuat, siap menghadapi tantangan, dan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang cermat. Maka perlu bagi orang tua untuk membentuk growth mindset (pola pikir berkembang) pada anak.
Anak-anak yang bertahan menghadapi kesulitan, akan dapat menghadapi sebuah kesulitan atau tantangan. Mereka akan memiliki kemampuan yang lebih baik di masa depan. Di sisi lain, anak-anak yang menyerah, cenderung mereka tidak dapat meningkatkan kemampuan mereka sendiri.
Pendidikan dan stimulasi pertumbuhan pikiran anak harus diberikan secara bertahap. Tidak mungkinkah seorang anak dibiarkan begitu saja dan kemudian dianggap berkembang secara naluri dan diharapkan berkembang menjadi anak yang sukses? Itu tidaklah benar. Anak-anak dengan growth mindset percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menjadi lebih baik setiap saat. Ia juga percaya bahwa kesuksesan adalah hasil dari proses daripada tujuan. Ia menyukai tantangan dan menghargai waktu dan usaha. Lalu bagaimana cara membentuk growth mindset pada anak? Berikut cara-caranya, antara lain:
1. Ganti kata gagal menjadi kata belajar
Saat anak berusaha, jangan anggap itu sebagai kegagalan. Setiap proses pasti ada kegagalan. Ajari anak Anda untuk tidak takut melakukan kesalahan. Selain itu, orang tua tidak perlu memarahi anak mereka terlalu keras ketika mereka melakukan kesalahan. Tunjukkan kepada mereka bahwa kesalahan bukanlah sesuatu yang menakutkan, itu adalah proses pembelajaran.
2. Mengapreasi pada proses belajar anak
Saat anak berusaha, jangan anggap itu sebagai kegagalan. Setiap proses memiliki kesalahan. Ajari anak Anda untuk tidak takut melakukan kesalahan.
3. Memberikan pujian pada usaha anak
Tidak memuji anak dari hasilnya, namun memberikan pujian atas usaha yang dilakukan anak. Dengan begitu anak akan lebih semangat dalam berkembang, sebab usahanya yang dipuji.
4. Bebaskan anak dalam memilih kegiatan
Oleh karena itu, memberi anak kebebasan sesekali sangat penting. Mereka harus diizinkan untuk menikmati aktivitas yang mereka sukai. Karena mereka mungkin lebih tertarik untuk berpartisipasi dalam proses tersebut, metode ini mungkin merupakan pilihan lain untuk growth mindset. Jika seandainya anak menghadapi kegagalan dalam bidang yang mereka sukai, mereka biasanya tidak akan mudah menyerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H