Dalam karya tersebut menggunakan Bahasa yang saat ini dianggap kasar padahal petikan bait 1-11 tersebut adalah petikan saat berdoa kepada tuhan yang maha kuasa.Artinya usuk sunduk basa Sunda sangat tidak relevan dengan fakta historis masyarakat Sunda yang berkomunikasi dengan berbagai Bahasa sunda yang ada bukan dengan standar yang ditetapkan oleh kolonial belanda.Sopan santun tidak perlu di standarkan dalam hirarki komunukasi karena rasa sopan muncul dari rasa yang diucapkan bukan sebatas kata yang diucapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H