Mohon tunggu...
Afghan Fadzillah
Afghan Fadzillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fokus pada tujuanmu

Keluarlah dari zona nyaman dan cari saingan agar dirimu berkembang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Islam Memandang Self Reward

19 Maret 2024   14:50 Diperbarui: 19 Maret 2024   14:55 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di zaman sekarang ini, terutama dari kalangan genzi, banyak ditemukan fenomena "self reward". Yangmana fenomena tersebut adalah upaya sebagian orang untuk memanjakan dirinya sendiri atau memberikan apresiasi dan memberi hadiah kepada diri sendiri setelah melakukan pekerjaan yang begitu banyak menguras tenaga. Bisa dengan cara belanja makanan dan minuman yang enak dan sedikit lebih mahal, bisa dengan melakukan "travel" ke suatu tempat tertentu, bisa dengan cara jalan -- jalan ke mall dan yang lain sebagainya.

Menurut sebagian orang, melakukan "self reward" memanglah perlu dan penting, karna hidup di dunia juga perlu mencari kesenangan terhadap diri sendiri, tak melulu harus bekerja keras secara terus menerus. Dan ini penting untuk "mental health". Memang ada dampak positif dalam hal tersebut seperti, mencintai hidup kita sendiri, memotivasi untuk terus upgrade diri menjadi lebih baik, meluapkan rasa jenuh akibat pekerjaan, memacu diri untuk selalu mengembangkan pikiran yang positif, dan berfungsi untuk melepaskan diri dari kebiasaan yang negative. Namun apa yang terjadi pada kenyatannya, fenomena ini malah menyebabkan terjadinya pemborosan, karna terlalu berlebihan dalam memberi hadiah pada diri sendiri.

Secara tidak sadar kebanyakan dari mereka yang melakukan "self reward" telah terjerumus ke dalam lubang boros, menghamburkan uang, berfoya - foya dan huru -- hara. Mereka yang suka memberi hadiah pada diri sendiri dengan membeli makanan telah melampaui batas dalam belanja makanan. Entah itu jumlahnya yang terlampau banyak ataupun harganya yang terlampau mahal. Bagi mereka yang suka melakukan "travel", liburan mereka terlampau jauh atau terlalu lama yang membuat pengeluaran menjadi membengkak. Bagi yang suka jalan -- jalan ke mall tentunya juga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Parahnya fenomena ini sudah menjadi budaya di kalangan genzi saat ini, jika terus menerus terjadi dan para kalangan remaja tak disadarkan akan hal seperti ini, bisa bisa mereka tak akan memiliki tabungan untuk masa depan mereka. Karna segala sesuatu yang telah mereka kerjakan mereka akan melakukan "self reward". Itulah yang membuat generasi Z sulit untuk menabung uang mereka atau paling tidak mengurangi atau menahan pengeluaran mereka.

Dalam kacamata Filsafat, hal ini jatuhnya masuk ke Hedonisme. Aliran hedonism mengajarkan untuk mencari kesenangan sebanyak dan sedapat mungkin, dan ini menjadi tujuan utama dalam hidup di dunia ini. Karna dengan mencari kesenangan sebanyak banyaknya kita akan lupa dengan yang namanya rasa sedih, kecewa, galau, stress, sumpek dan lain sebagainya.

Lantas bagaimana Islam memandang fenomena yang banyak terjadi dikalangan genzi ini? Dalam surat Al-Ma'idah ayat 77 diterangkan
Qul y ahlal-kitbi l tagl f dnikum gairal-aqqi wa l tattabi' ahw`a qauming qad all ming qablu wa aall karaw wa all 'an saw`is-sabl
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". (Qs Al Ma'dah :77)

Dari ayat tersebut dijelaskan, boleh saja kita melakukan sesuatu asalkan tidak berlebih-lebihan dan tidak mengikuti hawa nafsu. Bisa kita ambil kesimpulan, melakukan "self reward" boleh boleh saja asalkan tidak berlebihan dan tidak mengikuti hawa nafsu. Akan lebih baik jika "self reward" yang kita lakukan justru membuat kita semakin dekat dengan Allah swt. Contohnya bisa dengan cara bersedekah kepada orang lain yang membutuhkan, jika dari kalangan orang yang berada bisa menjalankan ibadah umroh.

Jadi dalam Islam boleh saja kita melakukan "self reward" asalkan tidak melampaui batas dan tidak dengan mengikuti hawa nafsu sehingga berlebihan dalam memberi apresiasi ataupun memberi hadiah pada diri sendiri serta tidak menjerumuskan ke suatu hal yang telah dilarang oleh agama Islam. Dan perlu di ingat melakukan "self reward" itu hanya pada saat saat tertentu saja bukan dilakukan secara sering.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun