Mohon tunggu...
Affan Rafi Saputra
Affan Rafi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNNES

Saya merupakan Mahasiswa Aktif Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sastra Anak: Jembatan Emas Menuju Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar

6 Desember 2024   11:10 Diperbarui: 6 Desember 2024   11:33 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era globalisasi, keberagaman budaya menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat modern. Meski begitu, di balik kekayaan ini, tantangan seperti stereotip, prasangka, dan konflik sosial masih sering muncul akibat kurangnya pemahaman terhadap perbedaan budaya. Pendidikan, sebagai salah satu pilar utama pembangunan masyarakat, memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ini. Pendidikan multikultural hadir sebagai pendekatan yang relevan untuk membangun generasi yang toleran, inklusif, dan menghargai keberagaman.

Namun, implementasi pendidikan multikultural di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala. Banyak sekolah belum sepenuhnya mengintegrasikan nilai-nilai multikultural ke dalam kurikulum. Pendekatan yang digunakan seringkali terlalu normatif dan kurang menarik, terutama bagi siswa di tingkat sekolah dasar. Dalam konteks ini, sastra anak menjadi solusi kreatif yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai multikultural kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan relevan dengan dunia mereka.

Menurut Ridwan (2016) "Sastra anak memiliki peran besar dalam kehidupan anak-anak. Baik melalui kegiatan membaca mandiri maupun mendengarkan cerita, sastra anak menjadi sarana hiburan yang menyenangkan, kegiatan ini juga memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi anak". Ikhwan (2013) menjelaskan bahwa "Sastra anak merupakan sarana yang sangat efektif bagi pendidik dan orang tua untuk menanamkan nilai, norma, perilaku luhur, dan keyakinan yang hidup dalam masyarakat atau budaya tertentu. Oleh karena itu, sastra anak dapat menjadi jembatan penting dalam penanaman nilai-nilai multikultural sejak dini".

Apa Itu Sastra Anak?

Sastra anak adalah cabang karya sastra yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan, minat, dan perkembangan psikologis anak-anak. Sastra ini mencakup berbagai bentuk dan genre, seperti cerita rakyat, dongeng, fabel, legenda, novel, cerita pendek, puisi, drama, serta buku bergambar. Sastra anak berfungsi tidak hanya sebagai media hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, pengembangan nilai moral, dan pembentukan karakter anak sejak dini.

Sastra anak merupakan bentuk tulisan imajinatif yang menggunakan bahasa tertentu untuk menggambarkan dunia fiksi, menyajikan wawasan dan pengalaman, serta mengandung nilai estetika yang dapat diciptakan oleh baik orang dewasa maupun anak-anak. Menurut Rosdiyana (2008:9) "Sastra anak adalah sastra imajinatif yang unsur estetisnya dominan, menggunakan bahasa lisan atau tulisan sebagai media yang dapat dipahami secara khusus oleh anak, serta memuat informasi tentang dunia yang akrab bagi mereka".

Jika dikaitkan dengan Pendidikan multikultural, sastra anak berfungsi sebagai jembatan untuk mengenalkan nilai-nilai keberagaman budaya. Pendidikan multikultural bertujuan untuk membangun kesadaran terhadap keberagaman, mengajarkan toleransi, dan menanamkan penghormatan terhadap perbedaan. Sastra anak menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai ini karena karakteristiknya yang menyenangkan, sederhana, dan mudah dipahami oleh anak-anak.

Pentingnya Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar

Pendidikan multikultural memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk karakter anak-anak, khususnya di tingkat sekolah dasar, di mana anak-anak mulai memahami dan menyadari perbedaan di sekitar mereka. Sekolah dasar merupakan fase penting dalam perkembangan anak, di mana mereka mulai membangun pandangan tentang dunia, mempelajari nilai-nilai sosial, serta membentuk sikap terhadap perbedaan. Dalam kaitannya dengan pendidikan multikultural, sastra anak memiliki peran yang signifikan sebagai sarana untuk mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai keberagaman budaya kepada anak-anak. Pendidikan multikultural bertujuan untuk membangun kesadaran terhadap pentingnya menghormati perbedaan, baik dalam aspek budaya, agama, tradisi, maupun bahasa. Melalui sastra anak, nilai-nilai ini dapat disampaikan secara efektif karena cerita yang disajikan cenderung ringan, menarik, dan sesuai dengan dunia anak

Peran Sastra Anak dalam Pendidikan Multikultural

Perkembangan anak akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tahapan usianya jika disuguhkan bahan bacaan yang tepat. Sastra anak memiliki peran penting dalam menyediakan bahan bacaan yang mendidik dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Puryanto (2008:2) "Sastra yang diberikan kepada anak harus memiliki tema yang mendidik, alur yang sederhana, dan menggunakan setting yang dekat dengan dunia mereka. Selain itu, tokoh-tokoh dalam karya sastra anak harus mengandung nilai-nilai keteladanan yang baik, dan gaya bahasanya harus mudah dipahami namun tetap meningkatkan kemampuan berbahasa anak". Dengan demikian, sastra anak tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk menumbuhkan imajinasi dan kemampuan berpikir anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun