by affan
Xilitol, produk yang saat ini populer di masyarakat. Sering digunakan sebagai pemanis pada berbagai produk makanan karena memiliki banyak keunggulan dibanding bahan pemanis lain. Xilitol merupakan gula berkarbon 5 yang tidak dapat difermentasi oleh bakteri S. mutans penyebab kerusakan gigi, sehingga bersifat nonkariogenik yang aman untuk kesehatan gigi (Uhari et al. 1996; Sampaio et al. 2003).Xilitol memiliki sifat-sifat antara lain: mudah larut dalam air, tahan terhadap panas sehingga tidak mudah mengalami karamelisasi, memberikan sensasi dingin seperti mentol (Ahmed 2001). Satu lagi keunggulannya adalah aman dikonsumsi bagi penderita diabetes yang yang sangat bergantung pada insulin karena gula ini dapat dimetabolisme tubuh tanpa kehadiran insulin(Emodi 1978).
Produksi xiilitol secara komersial memiliki tingkat kesulitan tinggi dengan hasil yang rendah. Prinsip pembuatannya adalah hidrolisis xilan ( polisakarida ) yang biasa diambil kayu Birk dengan asam. Hasilnya adalah gula xilosa yang selanjutnya dihidrogenasi menjadi xilitol. Dengan cara ini, harga xilitol cukup mahal. Pada tahun 2001 kebutuhan xilitol dunia adalah 40000 ton dengan nilai sekitar 250 miliar rupiah, sekitar Rp. 7000,- per Kg. ini adalah biaya produksi, tentunya harga dipasaran akan lebih tinggi. saat ini mungkin harganya sudah naik lebih tinggi lagi.
Untuk menekan biaya produksi, dikembangkan cara baru memproduksi xilitol, yaitu dengan memanfaatkan mikroba. Prinsipnya adalah dengan memfermentasi gula xilosa dengan khamir.Hasil penelitian Gong et al. (1981) yang membandingkan 10 spesies khamir menemukan bahwa C.tropicalis adalah penghasil xilitol terbaik, hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Barbosa et al. (1988), yang menggunakan 44 spesies khamir yang berperan dalam biokonversi xilosa menjadi xilitol, dan menyatakan bahwa C.guilliermondii dan C.tropicalis sebagai penghasil xilitol terbaik.
Persoalan yang muncul dengan adanya metode baru tersebut adalah penyedian substrat khamir berupa xilosa murni yang mahal. Dengan diketahuinya kandungan xilan pada beberapa limbah pertanian dan perkebunan, maka biaya produksi akan lebih murah. Limbah yang dimaksud adalah tongkol jagung, limbah tetes tebu, dan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Limbah-limbah tersebut memiliki kandungan xilan yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk bahan baku produksi gula xilitol. Khusus untuk TKKS, limbah ini sangat banyak jumlahnya, bahkan jika dibuat perhitungannya, produksi xilitol dari limbah ini dapat menutupi kebutuhan xilitol dunia.
Perkebunan Indonesia tiap tahun menghasilkan rata-rata 20 ton tandan buah segar (TBS) per Ha.luas area perkebunan sawit indonesia adalah 7.9 juta Ha, jadi produksi TBS tiap tahun adalah 7.9 juta x 20 ton = 158 juta ton. Pada produksi minyak sawit,tiap TBS menghasilkan TKKS sebanyak 22%, jadi jumlah TKKS tiap tahun 158 juta ton x 22/100 = 34,76 juta ton. Ekstraksi TKKS menghasilkan 28% hemiselulosa, maka jumlah hemiselulosa adalah 34.76 juta ton x 28/100= 9.732.800 ton. Hemiselulosa diekstraksi menghasilkan xilan yang bila dihidrolisis dengan asam menghasilkan (±) 33% xilosa, jumlah xilosa adalah 9.732.800 ton x 33/100 = 3.211.824 ton. Xilosa kemudian dijadikan substrat fermentasi khamir Candida tropicalis dengan konsentrasi 70 g /L dihasilkan 14.08 g/L xilitol atau sebanyak 20% dari xilosa. Maka jumlah xilitol adalah 3.211.824 ton x 20/100 = 624.364,8 ton tiap tahunnya. Luar biasa bukan……
Daftar pustaka
Ahmed Z. 2001. Production of natural and rate pentoses using microorganisms and their enzymes.
Electronic Journal of Biotechnology 4:2.
Barbosa MFS, Medeiros MB, Mancilha LM, Schneider H, Lee H. 1988. Screening of yeast for production
of xylitol from D-xylose and some factor which affect xylitol yield in Candida guillirmondii. J