Mohon tunggu...
Affan GhaffarFadilah
Affan GhaffarFadilah Mohon Tunggu... Lainnya - a space of sharing happines

we may be a nothing, but we must stand for something

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kue Ramadan Buatan Ibu

21 April 2021   12:59 Diperbarui: 21 April 2021   19:10 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Ramadan, tentu kita akan banyak menemui lapak kuliner 'dadakan' tiap sorenya menjelang berbuka puasa. Setiap meja yang berjejer dipinggir jalan itu menjual ragam makanan dan minuman untuk dinikmati saat adzan magrib berkumandang. Ribuan pasang mata menyesaki jalanan pada sore hari, hanya untuk mencari menu berbuka yang telah lama rindukan. Seakan untuk berbuka saja, kita harus menemukan makanan kesukaan agar menjadikan sempurna buka puasa kita. Namun lain daripada itu, pada dasarnya berbuka puasa adalah tentang bersyukur atas kesederhanaan yang kita miliki dari Allah SWT.

Kita juga akan menjumpai beberapa tetangga kita yang mulai menjual gorengan didepan rumahnya. Para ibu-ibu yang lebih giat lagi menambah stok dagangannya. Serta ada juga bapak-bapak yang berinisiatif menjual "es" dengan rasa yang beragam. Sungguh, Ramadan membukakan jalan kebaikan pada siapapun yang ingin berjuang meraih keberkahan dan ridha-Nya.

Layaknya seperti yang dilakukan oleh Ibu saya. Setiap bulan Ramadan beliau akan turut berkontribusi merayakan bulan Ramadan dengan salah satunya menjual "Kue Lebaran".  Mungkin ibu saya hanya salah satu dari sekian banyak ibu-ibu lainnya yang juga sedang berjuang dan merayakan Ramadan. Saya sebagai anak turut berbangga atas segala upaya yang dilakukan oleh Ibu saya. Beliau sangat mengajarkan tentang bagaimana saya menghargai waktu, berkegiatan produktif, serta tak lelahnya mencoba untuk menjadi bermanfaat, setidaknya dimulai dari bermanfaat bagi keluarga sendiri.

Semangat juang yang tinggi itu tercerminkan dari Kue Lebaran yang beliau buat, yang sekarang diberi nama ZIZI COOKIES. Terinspirasi dari nama panggilan adik perempuan saya satu-satunya. Saya sebagai anak hanya mencoba melakukan yang terbaik untuk membantu memasarkan ZIZI COOKIES agar dapat dinikmati khalayak umum.

Saya yakin, potongan kisah ini hanya potret kecil dari sebuah peradaban. Masih banyak kisah hebat lainnya yang mungkin belum terjamah atau terdengar. Seperti misalnya, Ibu warung nasi perempatan, Ibu pedagang gorengan risol, abang-abang batagor asal kuningan, dan masih banyak lagi. Yang mana pada setiap potongan kisah itu akan menjadi pelajaran, juga menjadikan kita lebih manusia.

Oiya, bagi yang mau memesan, sila DM instagram saya; @affanghffr :D

Oleh:AGF

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun