Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi Banding Teknologi Informasi Haruskah ke Luar Negeri?

27 Januari 2011   03:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_87502" align="aligncenter" width="515" caption="(fotolutu.blogspot.com)"][/caption]

Studi Banding ke luar negeri ternyata tidak hanya dilakukan oleh pejabat pemerintah dan DPR saja. Virus studi banding ke luar negeri telah menghinggapi dalam dunia pendidikan. Bila pejabat berdalih ingin meniru jalannya pemerintahan agar lebih efektif dan efisien, DPR melakukan studi banding dengan tujuan ingin membandingkan pembuatan undang-undang dan metode penerapannya, maka di kalangan pendidikan ingin punya tujuan membandingkan proses pembelajaran.

Saya tidak tahu persis, motivasi apakah rekan-rekan melakukan perjalanan dalam rangka studi banding ke luar negeri? Apakah setelah mendapatkan hasil dari studi banding dapat memberikan kontribusi yang positip buat sekolah? Ataukah kepergian ke luar negeri hanya mengikuti latah? Demikian yang terjadi di lingkunganku. Beberapa sekolah yang tergabung dalam kelompok sekolah TI (Teknologi Informasi) akan melakukan studi banding ke luar negeri.

Di beberapa sekolah telah menerapkan program kelas TI. Kelas ini dikelola berbeda dengan kelas lain, karena proses pembelajarannya dirancang dengan menggunakan sarana yang terhubung dengan internet. Siswa yang belajar di kelas ini diberi kebebasan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan internet. Dari dinas pendidikan belum mengeluarkan kebijakan mengenai program kelas TI. Sehingga inisiatif sekolahlah yang lebih berperan.

Dengan kebebasan untuk mengelola kurikulum TI, maka segala upaya dilakukan oleh sekolah agar supaya program kelas TI ini bisa berjalan dengan sukses. Melengkapi sarana, pelatihan guru dalam bidang TI, melatih calon admin. Kegiatan lain adalah studi banding. Namun apakah harus ke luar negeri?

Teknologi Informasi diciptakan untuk mempermudah urusan manusia dalam hal komunikasi. Saat manusia masih mengandalkan surat sebagai alat komunikasi, butuh waktu berhari-hari untuk sampai ketujuan. Teknologi digital menjawab tantangan bagaimana memperpendek waktu, agar pesan pengirim bisa cepat sampai penerima.

Kemunculan TI dibuat untuk memperpendek jarak sekalipun antar benua. Kita bisa mengetahui kejadian di negara lain dalam detik itu juga. Dengan sarana internet yang sekarang sudah menjadi kebutuhan, kita juga bisa mengetahui secara detail keberadaan sebuah lembaga tanpa harus datang kesana. IT sangat membantu hal-hal yang kita perlukan. Bila sekolah telah mempublikasikan diri, artinya bahwa sekolah itu sudah siap untuk diketahui oleh orang lain mulai dari nama kelapa sekolah sampai urusan dapur.

[caption id="attachment_87504" align="alignleft" width="300" caption="(qiqifathoni.blogspot.com)"]

1296097977459189268
1296097977459189268
[/caption] Kehadiran TI yang memiliki salah satu filosofinya adalah dimanapun, kapanpun dan siapapun bisa mengakses. Siapapun orangnya asal tidak gaptek , dalam rentang waktu 24 jam terbuka untuk diakses, dan dimanapun berada, asalkan bisa terhubung lewat internet, kita bisa berinteraksi dengan siapa saja. Kita bisa membuka identitas pribadi, namun bisa juga menyamar.

Bila memang demikian apakah studi banding harus ke luar negeri? Urusan kurikulum, kesiswaan, jumlah siswa, proses pembelajaran sampai kepada materi pelajaran sudah bisa diakses lewat situs sekolah tersebut. Dengan melakukan browshing ke alamat sekolah itu, semestinya kita telah melakukan studi banding. Cobalah bandingkan dengan alamat web yang kita miliki.

Web yang kita miliki, sudah seringkah di update? Materi pelajaran dari guru, apakah selalu aktual sesuai dengan perkembangan? Perkembangan data sekolah apakah masih tetap dengan 2 tahun yang lalu?

Dengan cara seperti itulah sebenarnya kita bisa membandingkan dengan sekolah lain. Bila memang kualitas masih dibawah dari sekolah lain, mengapa tidak diberdayakan tenaga pengajarnya? Masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kelas TI tanpa harus melawat ke luar negeri. Tidak sedikit perguruan tinggi di negeri ini yang kualitas TI-nya sangat mumpuni.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun