Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rumah Masa Depan

31 Juli 2014   07:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, ada sebuah acara di televisi sinetron berjudul Rumah Masa Depan. Tema sinetron itu seputar kehidupan rumah tangga yang mengajarkan kepada selutuh anggotanya untuk mempersiapkan masa depannya. Culup terkenal dan laris. Karena memang belum ada limpahan sinetron seperti sekarang ini. Namun di masyarakat, Rumah Masa Depan diplesetkan menjadi sebuah makam umum atau kuburan. Secara harfiah memang benar, bahwa pada akhirnya rumah tempat tinggal terakhir adalah liang kubur.
Dari sinetron itu muncul gagasan dalam sebuah pertemuan trah kami tentang mempersiapkan lahan tanah untuk kuburan keluarga. Seketika, gagasan ini agak aneh. Namun melihat realita, bahwa anggota trah pasti ada yang meninggal dan semakin bertebaran di beberapa tempat, maka gagasan itu menjadi orisinil.
Tadinya pertemuan trah hanya berputar masalah silaturrahmi, keluarga siapa yang nambah anggota, iuran wajib, seragam, dan usaha. Namun setelah beriringan berlalunya waktu, ide untuk memiliki lahan makam keluarga trah menjadi hangat dibicarakan.
Secara kebetulan ada beberapa petak tanah peninggalan kakek yang dapat dijadikan salah satu alternatif tempat. Kebetulan pula, tanah tersebut berdampingan dengan kuburan umum. Sehingga tampak pas bila tanah tersebut menjadi pilihan utama.
Semua orang pasti ingin hidup selamanya, karena hidup adalah menggairahkan bagi sebagian orang. Sebagian yang lain ingin cepat-cepat mengakhiri hidup agar terputus dari himpiyan masalah yang dihadapi. Orang yang sehat pasti memilih yang pertama, ingin hidup selama mungkin. Karena hidup hanya Tuhan yang tahu pasti, sebagai manusia tetap berusaha merencanakan tempat penguburannya. Karena kalau mengandalkan makam umum jelas tidak dapat dipastikan. Lahan terbatas sementara orang meninggal terus bertambah. Untuk itu tidak ada salahnya kalau persiapan rumah masa depan segera diwujudkan, agar tidak seperti Qabil ( anak pertama nabi Adam  ), yang kebingungan setelah membunuh saudaranya Habil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun