Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Promosi Sekolah

7 April 2011   07:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:03 2929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13021601751201614544

[caption id="attachment_100574" align="aligncenter" width="538" caption="lomba tari tradisional (blogsusindra/blogspor.com)"][/caption]

Beberapa minggu terakhir ini saya sempatkan membaca harian Kedaulatan Rakyat (KR) versi cetak, khususnya pada halaman warta daerah. Ada yang cukup menarik perhatian bagi saya yaitu warta tentang kegiatan sekolah. Ada yang melakukan penghijauan dengan menanam, ada yang melaksanakan lomba, ada pula yang mengadakan belajar bersama malam hari bertempat di sekolah. Apapun kegiatannya dapat kita raba maksud warta itu. Apalagi kalau bukan promosi. Bulan Februari hingga awal juni adalah waktu yang tepat untuk melakukan promosi. Warta yang terpampang di harian versi cetak dengan harapan pembaca dapat menatap nama sekolah walapun sejenak. Hingga sekarang di Yogyakarta, koran KR masih popular. Menggunakan sarana surat kabar adalah sarana yang efektif untuk berpromosi. Sekolah negeri dan swasta sama saja. Padahal bila dilihat dari segi animo seorang siswa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih atas, sekolah negeri masih menjadi tujuan yang utama. Alasan utama untuk menuntut ilmu disekolah negeri adalah biaya, dan juga sebagian mutu sekolah. Mengapa sekolah negeri demikian getol menawarkan diri di Koran? Paling tidak ada 3 alasan Pertama Identitas Dengan melakukan promosi di Koran berarti identitas sekolah dapat diketahui. Aktifitas sekolah bisa diketahui oleh masyarakat. Keberadaan sekolah ditengah hiruk pikuknya aktifitas manusia yang semakin padat, promosi adalah media yang efektif untuk mempertanggungjawabkan kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah melalui BOS (Bantuan Operasi Sekolah). Kedua Dana Mencari sumber dana adalah sah-sah saja, asal diperoleh dengan cara-cara yang elegan. Kegiatan apapun akan berjalan lancar bila segi pendanaan mencukupi. Apalagi sekolah negeri sekarang dituntut untuk menggali dana untuk membiayai aktifitas yang dilakukan oleh sekolah. Mengandalkan SPP dan bantuan komite rasa-rasanya belum memadai. Dengan mengadakan kegiatan lomba yang pesertanya adalah calon siswa, maka bisa menjaring 2 ikan. Ikan pertama berupa hasil pemasukan dari pendaftaran lomba dan sponsor. Ikan yang kedua adalah memeprkenalkan lokasi sekolah. Perlu diketahui bahwa persaingan antar sekolah cukup ketat terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), baik negeri maupun swasta. Ketiga Mengukur Kwalitas Kwalitas sekolah dapat diukur dengan hasil perolehan rata-rata nilai ujian nasional. Sekalipun ukuran itu bukan satu-satunya. Sekolah negeri yang memiliki predikat kelas dua (dilihat dari kacamata masyarakat) bersaing ketat dengan sekolah swasta kelas utama. Saya beserta dengan kawan-kawan pernah menyelenggarakan uji coba ujian sekolah bagi siswa SD. Tahun pertama penyelenggaraan cukup sukses, sampai dibuat 2 gelombang. Tahun kedua mulai menyusut. Menginjak tahun ketiga sudah berkurang sangat banyak. Setelah kami terusuri, ternyata anak lebih cenderung mengikuti uji coba yang diselanggarakan oleh sekolah negeri, walaupun sebenarnya soalnya mirip.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun