Sebuah tulisan diposting dengan harapan untuk dibaca oleh oranglain. Niatan awal adalah ingin sharing, berbagi pengalaman, ilmu dll. Harapan lain juga agar dikomentari oleh orang dengan tujuan ingin mendapat umpan balik. Bisa menyetujui seluruhnya, menyambung sebagian, meluruskan atau koreksi, atau bahkan tanggapan yang sifatnya kontra. Karena sebuah tulisan dibangun tidak mungkin sempurna, sekalipun tulisan lebih focus ke suatu masalah. Disebuah seminar, nara sumberpun memiliki waktu sisa untuk mendapatkan tanggapan, agar makalah yang telah dipresentasikan mendapat masukan dan penyempurnaan. Pun demikian tulisan-tulisan di blog. Kompasiana yang sekarang hampir seperti sebuah nyawa, juga ada postingan dan comment. Saya mengamati beberapa tulisan mirip seperti facebook. Seseorang menulis beberapa memberi komentarnya. Sekalipun dia hanya menuliskan angka "1" atau "pertamax" tapi tetap saja dapat masuk katagori sebuah tulisan. Tidak aneh bila ada tulisan yang dikomentari sampai banyak, karena tulisannya memiliki kandungan mutu. Namun tidak sedikit pula tulisan yang dikomentari mempunyai komentar yang banyak tapi hany bergurau. Bahkan nyaris seperti dialog antara dua orang, yang isinya hanya tertawa, atau hanya pengalaman mereka berdua saja. Apakah ini menyalahi aturan? tidak juga. Ini menandakan bahwa orang yang dalam radius tulisan itu memiliki keterikatan batin. Mereka menjadi sahabat maya yang rekat. Mereka juga menjadi semakin terbuka, sekalipun masuk dalam wilayah pribadi. Selama admin kompasiana masih memberikan lembaran untuk ditulis, selama itu pula kita masih diberi kebebasan untuk berekspresi. Secara pribadi, saya lebih senang saling mempromosikan tulisan. Sehingga tidak heran bila saya menelusuri link, yang saling mengkait, ujung-ujungnya ternyata mereka memiliki komunitas yang sepaham (bisa berbentuk seni tulisan, bisa berujud esensi tulisan, gaya bahasa, tema dll). Terkadang juga, pada saat menelusuri link kita akan bertemu dengan orang yang kapasitas keilmuannya mumpuni. disitulah saya mendapat pencerahan yang berarti. Bahwa dunia itu luas, bahwa ternyata masih ada orang yang jauh lebih tinggi dari saya tak dapat dipungkiri. Disitulah saya dapat bersemayam dengan takzim. Anda senang yang mana? banyak pilihan dilayar komputer kita. Anda pingin orang intelektual, ingin orang yang humor, romantis, patroitis, egois, ada semua. Muaranya adalah niat kita masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H