[caption id="attachment_199942" align="aligncenter" width="560" caption="dokumen pribadi"][/caption] Olimpiade Nasional Perguruan Muhammadiyah yang lebih simple disebut Olimpicad ke 2 diselenggarakan pada tanggal 10 -12 bertempat di Yogyakarta. Ajang ketangkasan siswa SD/MI sampai dengan SMA/MA dan Pondok Muhammadiyah se Indonesia, diikuti oleh 1.782 siswa. Tidak ketinggalan guru, kepala sekolah dan pengasuh pondokpun berkompetisi dalam bidang Penelitian Tindakan Sekolah.
Lomba wajib yang harus diikuti oleh semua peserta jenjang sekolah adalah pidato Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Sedangkan bidang spesifikasinya adalah sains untuk SD, Biologi untuk SMP dan Kimia untuk SMA, disamping mata pelajaran Matematika untuk semua tingkat sekolah.
Olimpicad ke-2 mengusung tema “ Membangun Sinergi, Mewujudkan Visi dan Misi melalui Kompetisi untuk Mewujudkan Bangsa yang Unggul dan Beradab”. Tema ini diangkat karena melihat perjalanan Bangsa Indonesia yang sedang tertatih-tatih dalam membangun karakter siswa. Disamping itu, Indonesia juga berhadapan langsung dengan bangsa-bangsa dalam kompetisi untuk memperoleh predikat unggul. Sebab bangsa yang unggul akan memainkan peranan dalam sector : pertahanan, ekonomi, social dan budaya.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dalam sambutannya tidak menyangsikan peran Muhammadiyah dalam bidang pendidikan. Secara kwantitas, sekolah Muhammadiyah selalu mewarnai setiap pelosok daerah dimanapun berada. Sekolah Muhammadiyah juga telah membuktikan bahwa alumni-alumninya berperan dalam menentukan perjalanan kehidupan berbangsa. Namun demikian, Sekolah Muhammadiyah jangan terlena. Sebab akhir-akhir ini banyak bermunculan sekolah-sekolah yang membawa misi keunggulan. Tepat kiranya, bahwa Sekolah Muhammadiyah sejak dini telah mengajarkan arti kompetisi.
Dahlan Rais, dalam tausiahnya yang mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menekankan pentingnya penelitian (research). Teknologi yang berkembang pesat, seperti yang kita rasakan ini, juga berawal dari penelitian.
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan siswa dari berbagai Negara, ternyata mereka (siswa) hanya punya satu keinginan yaitu : mereka menghendaki agar guru-guru dalam memberi pelajaran supaya dengan cara yang menarik, disamping materinya sendiri juga yang menarik.
Olimpicad ke-2 ini juga disemarakkan dengan pameran pendidikan yang diikuti oleh sekolah Muhammadiyah, perbankan, industri otomotif dan kerajinan. Ada sebuah stan yang cukup unik yaitu SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (Muhi). Mereka menampilkan karya siswa berupa “Mobil Lipat Minimalis 2012”.
Mobil minimalis besutan Wisnu Cahyo Purnomo ini telah dilombakan dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Ide pembuatan mobil minimalis didasarkan pada semakin terbatasnya area garasi di perumahan. Demikian pula mobil ini bermanfaat untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan.
[caption id="attachment_199943" align="aligncenter" width="300" caption="dokumen pribadi"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H