Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tak Ada Uang Sewa Hotel, Tendapun Jadi

8 September 2011   07:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_133591" align="aligncenter" width="553" caption="dokumen pribadi"][/caption] Lebaran, dalam budaya kita bisa dikatakan berkumpul. Bersua dengan saudara jauh maupun dekat atau saudara tengah-tengah. Bisa jadi merayakan 'Idul Fitri yang meriah seperti ini cuma di Indonesia belaka. Di Timur Tengah (Arab) hari raya 'Idul Fitri adalah seperti hari-hari biasa. Kalapun toh ramai tidak semeriah di Indonesia yang ritualnya sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya dan terus dirayakan sampai jauh hari sesudahnya. Arena berkumpul tidak perlu diberi SK atau undangan. Tradisi menitahkan di tempat orang tua atau mertua. Tergantung kesepakatan mana yang didahulukan. Tidak perlu mengklaim harus ke orangtuaku (suami/istri). Orangtua selalu menunggu kehadiran anak yang dirantau. Berapapun besar rumah tidak jadi masalah. Orangtua selalu menunggu dan menanti. Orang yang memiliki cukup uang saku, akan memilih hotel atau losmen yang terdekat. Sudah banyak hotel yang tersedia di Ibu kota kabupaten. Atau barangkali tingkat kecamatanpun sudah berdiri rumah penginapan.Mereka cukup leluasa tinggal di losmen bila waktunya bukan bersilaturahmi. Namun bagaimana bila uang saku tidak cukup? Di rumah orangtua atau saudara. Saat berkumpul, banyak yang mengaku tidak perlu bingung mencari tempat tidur. Bila kamar telah penuh, ruang tengahpun jadi. Bila ruang keluargapun tidak bisa menampung, keluarkan meja dan kursi di ruang tamu, pasang tikar, tidurpun pulas. Berkumpul adalah kata ajaib yang dialami oleh orang mudik. Setelah semua ruang dimanfaatkan masih saja anggota yang tidak mendapat jatah untuk tidur? Dirikan tenda. Sugiyono atau yono demikian panggilannya. Punya 4 orang anak, satu sudah meninggal, yang dua sudah berkeluarga, sudah memiliki cucu. Setelah dibagi-bagi dengan ketat, namun belum cukup untuk menampung semua anggota keluarga besarnya. Iapun mendirikan tenda. Justru denga mendirikan tenda itu, cucunya saling berebut untuk bisa tidur dalam tenda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun