[caption id="attachment_148415" align="aligncenter" width="560" caption="gedung tampak depan (koleksi pribadi)"][/caption] Saat ini (musim hujan telah tiba), Semarang masih juga terendam banjir, terutama disudut-sudut wilayah tertentu. Â Hal ini bisa dimaklumi, karena semarang termasuk kota pelabuhan, dimana permukaan air laut hampir rata dengan daratan, terutama jalur pantura yang menuju kota Demak. Sampai kapan rendaman air akan mengacaukan kegiatan manusia? Tergantung. Â Sampai manusia bersahabat dengan alam dan lingkungannya. Orang yang berangkat beraktifitas agak terganggu dengan limpahan hujan, dan sedikit genangan air yang tersebar disana sini. Matahari yang tampak malu-malu untuk memberi kehangatan, menambah rasa galau bagi orang pemalas. Bantal akan menjadi teman yang sangat setia bercengkerama dalam kesendirian. Gejolak alam yang berupa banjir yang datang hampir setiap tahun, ternyata tidak menghalangi sebagian manusia untuk berprestasi. Salah satunya adalah SMA Negeri 3 Semarang, yang berdiri pada tanggal 1 November 1877. Satu abad lebih, lembaga ini turut serta mencerdaskan anak bangsa. Dimulai dari HBS (Hogere Bunger School), kemudian menjelma AMSÂ (Algemene Meddelbare School) pada tahun 1930, kemudian menjadi SMA A/C tahun 1950 sampai kepada SMA Negeri 3 yang di mulai sejak tahun 1978. Sejarahnya cukup panjang dan pasti berliku. Bila pembaca sempat melihat atau bahkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari SMAN 3, pastilah cukup bangga dengan raihan prestasinya. [caption id="attachment_148418" align="aligncenter" width="640" caption="mengerjakan tugas secara berkelompok dalam setiap kesempatan"][/caption] Saat ini, SMAN 3 Semarang mengenal 4 macam kelas dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Keempatnya memiliki unggulan sendiri-sendiri. Tidak ada kelas yang lebih hebat dari kelas yang lain. Toh, jurusannya tetap sama dengan sekolah yang lain, yaitu IPA dan IPS. Dari keempat jenis kelas tersebut adalah : Akselerasi, RSBI Reguler, Olympiade dan kelas ICT. Untuk dapat memasuki salah satu dari jenis kelas itu ada kriteria yang harus dipenuhi oleh calon siswa. Jadi, bila pembaca hendak sekolah disana perlu dipersiapkan kemampuan pengetahuan dasar diatas rata-rata, Bahasa Inggris diatas rata-rata, karena mereka mengusung sebuah misi menjadi sekolah internasional terbaik di Indonesia. Bekal lain yang kami dapatkan adalah pelaksanaan pendidikan karakter yang diberikan kepada siswanya. Dalam waktu tertentu (biasanya hari libur) siswa diberi kesempatan untuk melakukan hidup bersama dengan orang desa. Kalau mahasiswa semacam KKN. Di desa, siswa diakui sebagai seorang anak yang siap membantu tugas orang tua seperti : mencangkul, bertukang, berdagang ke pasar, wiraswasta membuat jajanan. Sebagai seorang anak, ia juga harus membantu tugas orangtua, maka tidak ada yang diistimewakan sekalipun ia seorang pelajar di kota. Maksud dari kegiatan ini agar supaya siswa memiliki "kepedulian social". Mereka menamakan SOCIAL CARE. Pendidikan karakter lainnya, adalah sekolah bekerja sama dengan Brimob. Seluruh siswa, tanpa kecuali melakukan perkemahan di lingkungan Brimob. Mereka melakukan semua aktifitas dibawah bimbingan model TNI. Maksud dari kegiatan ini, lebih mengarahkan siswa pada kedisiplinan dan cinta terhadap tanah air.
[caption id="attachment_148419" align="aligncenter" width="691" caption="merencanakan dan menyelesaikan tugas. ruang khusus untuk pengembangan guru"][/caption] [caption id="attachment_148420" align="aligncenter" width="518" caption="setiap ruangan yang mudah dilihat, selalu ditulis dengan kata bermakna"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H