Sudah seminggu anak-anak libur setelah sebelumnya menerima rapot. Sudah 3 hari ini saya mengikuti pertemuan untuk membahas masa depan bangsa. Banyak keinginan yang akan dikerjakan untuk satu tahun kedepan. Beberapa rekomendasi yang disampaikan teman-teman menambah beban pekerjaan. Inginnya hasil terlihat sempurna tanpa melihat proses yang akan dilalui.
Minggu ini sekolah terlihat lengang, jauh dari hingar bingar aktifitas siswa. Hanya menyisakan beberapa ruang untuk kegiatan penerimaan siswa baru. Kesibukan hanya di titik sudut tertentu. Beberapa calon siswa baru hilir mudik yang masih diantar oleh orang tua. Ada istilah bawah tanah yang mengatakan bahwa jaman sekarang yang sekolah adalah orangtuanya.
Karena banyak ruangan dan alat yang ada dalam ruangan itu tidak terpakai, saatnya untuk diservis ulang. Meja, kursi, papan tulis, LCD, dll perlu dilihat kembali kelayakannya.
Kenyamanan merupakan salah satu motto kami. Siswa datang ke sekolah dengan satu tujuan yaitu "ingin lebih baik", baik perkembangan psikologi, lingkungan sosial, ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Sebagai lembaga yang sudah terlanjur menerima anak yang siap untuk perubahan, maka mau tidak mau harus memberi rasa nyaman kepada anak kalau tidak ingin ditinggalkan.
Saat ini waktu yang tepat untuk refresh terhadap barang agar suasana kembali menjadi fresh lagi. Diprioritaskan alat-alat yang berhubungan langsung dengan anak. Persoalannya, kami menemui kendala mencari tukang di daerah kami cukup kesulitan. Kalau servis alat elektronika banyak sekali, hampir tiap sudut di pinggir jalan terlihat toko perbaikan alat-alat elektronika. Namun untuk tukang kayu, tukang bangunan yang memenuhi standar cukup kesulitan.
Jamannya sudah lain. Kebudayaannyapun juga lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H