Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ramadhan Tiba Saatnya Masyarakat Mengajar

11 Agustus 2010   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_222294" align="alignleft" width="120" caption="mengharap (b-mus.blogspot)"][/caption]

Ramadhan akan selalu muncul sebulan dalam satu tahun. Bisa berlangsung 29 hari ataupun 30 hari. Bagi orang Indonesia yang mayoritas beragama Islam, ramadhan adalah ritual. Perayaan yang selalu ditunggu-tunggu.Ia bagaikan magnet yang selalu menyedot perhatian. Disanalah orang banyak berharap.

Aktifitas yang dilakukan dalam bulan ramadhan hampir selalu mendapat perhatian. Tidak hanya dalam surau ataupun masjid, namun telah merambah disegala ruang, bahkan mall pun jadi. Dengan mengemas menjanjikan peningkatan iman dan taqwa, tetap saja menyedot atensi. Orang beramai-ramai menghadiri.

Di masjid, takmir bersama panitia ramadhan menggelar kegiatan yang menitik beratkan pada pengetahuan keagamaan. Materi yang disampaikan memiliki tujuan agar peserta mendapatkan pencerahan yang akhirnya akan membentuk karakter. Sungguh sebuah keberkahan bagi peserta yang dapat mengambil inti sari materi, setelah beberapa bulan berkutat dalam mengejar duniawi.

Ramadhan tiba, saatnya pondok pesantren kebanjiran santri tiban. Banyak alasan mereka datang ke pondok. Mereka tak peduli fasilitas yang disediakan. Di rumah, segala keinginan dapat terpenuhi, namun saat mondok di pesantren fasilitasnya sangat terbatas. Tapi mereka bahagia dan sangat menikmati. Sepertinya ia memperoleh seteguk tetes kebahagiaan, dengan cara mengasah kembali batin dan jiwa.

Sekolah yang tidak mampu mengelola kegiatan ramadhan bagi siswanya, biasanya akanmenyerahkan sepenuhnya pendidikan kerohanian kepada pihak pondok atau lembaga kerohanian dalam masyarakat. Proses belajar mangajar yang berlangsungpun berubah mulai dari system dan metodanya. Siswa yang menjadi peserta pesantrenpun mengalami fress atau perubahan yang berarti. Setidaknya waktu, tempat dan guru.

Bila demikian, apakah tidak lebih baik, pada waktu bulan ramadhan untuk sementara waktu meniadakan pendidikan yang berlangsung di sekolah untuk diarahkan ke pendidikan yang dikelola masyarakat? Hal ini bisa membantu siswa untuk meraih pendidikan yang berkarakter, sebagaimana saat ini sangat intensif disosialisasikan oleh pemerintah.

Sekolah pada waktu bulan ramadhan biasanya hanya berlangsung 10 – 15 hari.Bandingkan dalam satu tahun, siswa menerima pelajaranselama 10 bulan efektif (sekitar 250 hari). Hanya berlangsung seperduabelas, bila dihitung dalam waktu bulanan, seorang pelajar untuk belajar dengan masyarakat.

Keuntungan lain, anak lebih dekat dengan orangtua yang sesungguhnya guru sejati. Kementrian Pendidikan Nasional janganlah rakus untuk mendidik tunas bangsa. Berikan waktu yang seperduabelas itu kepada masyarakat untuk membangun karakter. affandi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun