Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar 3 Hal dari Prof. Kusminarto

15 Oktober 2014   15:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:57 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meneruskan tulisan yang lalu "Profesor Goes to School", ada pencerahan yang dapat memancar dari Dr. Kusminarto. Dosen MIPA UGM ini tampak sederhana dalam berbusana, santun dalam berbicara, namun dalam ilmu yang ditimbun. Beruntung orang yang dekat dengan beliau. Kerindangan ilmu akan menginspirasi dalam gerak langkahmu. Ilmu fisika yang dikuasai dapat diterapkan dalam bidang lainnya. Semula, ilmu fisika itu susah, sulit, ternyata dapat ditaklukkan hingga menjadi sahabat.
Ada 3 contoh penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Pertama jalan menikung. Supaya diperhatikan, jalan menikung ini bukan novel karya umar kayam. Tapi jalan yang biasa tiap hari kita lewati. Ada apa dengan jalan menikung? Banuak terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan menikung. Apakah kurang trampilnya pengendara? Apa karen mgebut di jalan menikung? Atau disitu kebetulan ada yang menunggu. Makhlauk astral.
Dalam kajian fisika, jalan menikung ada hubungan yang erat dengan gaya sentrifugal. Gaya ini oleh pengendara atau penumpang dirasakan sebagai lemparan atau dorongan ke arah luar lengkungan. Rumusnya sederhana. Semakin cepat kendaraan meluncur pada tikungan, maka semakin besar pula masa yang tercerabut ke luar lengkungan. Agar stabil, maka harus ada keseimbangan antara massa benda, laju dan jejari lingkaran.
Supaya selamat saat mengendarai kendaraan di tikungan, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu : konstruksi jalan harus dibuat miring. Pembuat jalan harus tahu benar formula untuk membuat jalan di tikungan. Bila jalan itu untuk laju kendaraan dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam, maka kemiringan jalan harus dibuat kira-kira 29,5 derajad.
Kedua, Stroke. Penyakit yang dihindari oleh setiap manusia, tapi penyebab stroke selalu menjadi kawan karib. Stroke, kata dokter disebabkan oleh pola makan penderita. Karena terkait erat dengan tekanan darah dan kerja jantung. Penyebab stroke karena pembuluh darah otak yang pecah sebagai akibat dari tekaman darah yang tinggi. Biang keladinya adalah penyempitan pada pembuluh darahkarena pengedapan kolesterol di dinding pembuluh darah.
Apa peran fisika dalam kaitannya dengan stroke? Mengapa fisika tiba-tiba muncul dan ingin betbagi peran yang seharusnya  ilmu kedokteran sebagai aktor utamanya. Dalam fisika dikenal dengan hukum Poiseulle. Hukum ini bekerja atas dasar hubungan antara debit air, (yaitu volume air mengalir tiap detik), kekentalan caiaran, panjang saluran, radius dan beda tekanan pada ujung-ujung saluran. Cara kerja rumus ini, agar tekanan turun maka pembuluh darah harus dilebarkan, atau darah dicairkan. Semula darahnya pekat, dibuat agar lebih cair. Agar pembuluh darah bebas hambatan dalam mengirim darah, maka pembuluh dijaga supaya tidak ada penebalan dinding pembuluh.
Ketiga Berat Badan. Siapa yang tidak ingin berbadan langsing? Atau ideal? Ada rumus yangbelum terbantahkan. Semakin meningkat pendapatan seseorang, akan berbanding searah dengan peningkatan berat badan. Kelebihan makan, lebih tepatnya kelebihan gizi hampir dirasakan oleh orang yang sudah berkecukupan. Apalagi golongan kelas menengah di Indonesia semakin melimpah. Apa ada suatu keharusan kalau makanan berlimpah diimbangi dengan badan yang subur? Untuk menuju Indonesia sehat tentu saja tidak.
Bergeraklah agar kalori terbakar. Energi yang diperlukan untuk bergerak sebesar 350 kalori sehari. Energi itu cukup untuk membakar tubuh seberat 13 - 18 kg setiap tahunnya. Hukum I Newton mengatakan bahwa pada dasarnya setiap benda memiliki sifat kelembaman, yaitu sifat memepertahankan keadaan geraknya. Untuk bisa bergerak diperlukan usaha atau energi. Semakin berat suatu benda, maka energi yang diperlukan semakin besar. Orang gemuk memerlukan energi yang banyak dibanding dengan orang kurus meskipun hanya untuk berjalan di sebuah lorong.
Menurut teori aktifitas, semakin gemuk semakin malas. Asas ini bermula dari "jika kegemukan itu sebagai penyebab malas beraktifitas bukan sebaliknya".  Tapi teori ini tidak berlaku umum. Banyak orang yang berbadan gemuk tapi aktif bergerak. Sebaliknya tidak sedikit orang kurus malas bekerja. Namun kalau yanh sudah terlanjur gemuk disarankan untuk melakukan diet. Bukan olah raga. Karena diet lebih efektif. Bayangkan, untuk menurunkan berat badan 4,54 kg. Untuk membakar kalori sebesar itu dengan cara bersepeda, ditempuh dalam waktu 35 jam, tanpa henti tanpa istirahat, tanpa minum dan makan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun