Mohon tunggu...
Affan Dharmawan
Affan Dharmawan Mohon Tunggu... Guru - Aktivis, Writer, Teacher , Master Of Ceremony

KIPAN DKI Jakarta, IMM Jakarta Selatan, Duta Pepelingasih DKI Jakarta, Remaja Masjid, Guru Merdeka Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Urgensi Pendidikan Agama Islam di Tengah Demoralisasi di Indonesia

18 Mei 2020   08:15 Diperbarui: 18 Mei 2020   08:14 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia saat ini sedang dihadapkan dengan tantangan teknologi yang begitu besar atau biasa kita sebut sebagai era digitalisasi. Manusia pada zaman sekarang ini memang tak pernah lepas dari jeratan teknologi. 

Pembaharuan secara gencar terus dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini penulis mengaitkan dengan keadaan di Indonesia. 

Setiap pekerjaan tentu akan terasa mudah bagi kita jika kita benar-benar memanfaatkan teknologi dengan baik. Dunia pendidikan pun tak mau kalah rupanya dengan perkembangan teknologi, kini didunia pendidikan tak asing lagi bagi kita tentang pemanfaatannya dalam dunia pendidikan. 

Namun, alangkah sangat miris nilai positif dari teknologi kerap menimbulkan juga nilai negatif yang hadir dalam kehidupan. Moralitas anak bangsa kian menurun dengan diakibatkan pemanfaatan teknologi yang tidak baik atau bahkan salah dalam penggunaanya.  

Menurut data Unicef tahun 2016 lalu, menunjukkan bahwa penyimpangan moral pada kaum muda atau remaja di Indonesia menunjukan angka mencapai 50%. Cukup fantastis bukan ? ini menjadi sebuah PR besar bagi sebuah bangsa dalam menangani kembali moralitas pada anak bangsa saat ini. 

Penurunan moral pada generasi bangsa tentunya bertolak belakang dengan ajaran Islam yang mengajarkan kepada kita untuk senantiasa baik dalam HablumminaAllah (hubungan kepada Allah) dan hablumminannas (hubungan kepada manusia) yakni baik dalam hal peribadahan kepada Allah swt ataupun bersosialisasi kepada sesama manusia. 

Tentunya hal ini sejalan juga dengan Firman Allah swt yang termaktub dalam Al-Qur`an surat Al-Maidah ayat 2 yang berarti "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan Taqwa, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan melampaui batas" dan juga didalam surat Ali `Imron ayat 110 yang berarti "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah munkar, dan beriman kepada Allah swt". 

Dapat kita ambil pelajaran dari dua ayat tersebut, bahwasannya setiap manusia hendaknya melakukan kebajikan-kebajikan dan meninggalkan kemunkaran, maka dari itu sebuah moral ataupun akhlaq diajarkan dalam nilai keagamaan sebagai upaya pencegahan terhadap hal yang munkar (salah) dan menaati perintah Agama dengan melakukan amal ibadah dan juga amal kebaikan.  

Maka, nilai keagamaan ini hendaknya menjadi sebuah pondasi sebuah negara untuk mengangani berbagai permasalahan penurunan tingkat moralitas generasi bangsa dan juga dengan menerapkan nilai-nilai keagamaan secara baik. Sejauh mana Pendidikan Agama Islam dibutuhkan saat ini dalam menangani demoralisasi di indonesia ? Berikut uraiannya.....

Kata Demoralisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemerosotan Akhlaq; Kerusakan moral. Menurut Ahmad Muslid, dkk :2015,  Definisi demoralisasi adalah merosotnya atau menurunnya moral atau akhlaq yang tercermin pada perilaku yang bertentangan dengan norma dan nilai di dalam masyarakat. Contoh demoralisasi adalah pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, pergaulan bebas, dsb.  

Jadi, demoralisasi adalah dimana adanya penurunan tingkat kualitas moral seseorang. demoralisasi ini dapat membawa efek negatif yang sangat besar apabila tidak adanya solusi yang dilakukan. Dalam hal ini, sejarah peradaban Islam pernah terjadi kondisi demikian, yakni disaat Agama Islam belum datang dan belum dikenal manusia. 

Pada fase ini, masyarakat di Jazirah Arab mengalami kemerosotan moral yang begitu buruknya. Pembunuhan, pemerkosaan, perjudian, perbudakan, pertumpahan darah hingga keburukan lainnya sangat lazim terlihat saat itu.  Hal ini terjadi karena tidak adanya pondasi keimanan dan Agama yang kokoh dalam diri orang tersebut sehingga mereka hidup secara semaunya tanpa ajaran dan pedoman yang baik dalam hidupnya. 

Ketika agama Islam datang dengan membawa ajaran yang Rahmatan lil `alamiin, maka sedikit demi sedikit kondisi seperti itu pun dapat ditangani dengan baik dan hati mereka pun banyak yang tergerak untuk masuk kedalam Islam yang menjarkan ummatnya dengan cara perlahan dan penuh hikmah. ini dapat menjadi refleksi bagi kita bahwasannya ajaran agama memang sangat diperlukan dalam memperkokoh keimanan dan pedoman dalam menjalankan kehidupan. 

Orang yang tidak beragama saja dengan moral yang begitu ancurnya dapat diatasi dengan kembali kepada ajaran agama, tidak menutup kemungkinan juga untuk kita sebagai bangsa Indonesia dapat mengangani permasalahan demoralisasi bangsa dengan kembali kepada nilai-nilai ajaran keagamaan dan senantiasa Istiqomah didalamnya. 

Pada hakikatnya agama itu merupakan sebuah nasihat sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasannya "Ad-dinu Nasihat" (Agama Itu Nasihat), Maka mari sama-sama kita kembali kepada ajaran dan nilai-nilai keagamaan Islam dengan menyebarluaskan nasihat kepada semua manusia untuk dapat memberikan pencerahan, pelajaran dan hikmah bagi orang lain.

         

wwbany.org
wwbany.org
Jika kita lihat dari kacamata pendidikan, bahwasannya termaktub dalam tujuan pendidikan pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Bisa kita lihat dalam UU tujuan pendidikan diatas yakni tujuan pertama yang disebut dalam UU tersebut merupakan aspek religiusitas, diamana nilai keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlaq mulia merupakan pondasi utama seseorang untuk menjadi manusia yang baik, unggul, dan menjadi tolak ukur nilai kepribadian seseorang. 

Hal ini juga sejalan dengan Kurikulum 13, dimana aspek penilaian pada siswa mencangkup 3 aspek, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menekankan pada sebuah aspek yaitu afektif (kepribadian). ini menjadi sebuah cerminan bahwa sangat pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam membentuk kepribadian seseorang secara baik dan juga mencegah hal-hal buruk dalam kepribadian seseorang.

Dalam realita yang sering kita lihat dalam dunia pendidikan yaitu, pendidikan Agama Islam yang diajarkan kepada anak di sekolah merupakan nilai-nilai positif dalam menambah keimanan, pengetahuan, dan wawasan seorang anak dalam memahami agama. 

Tercermin pada kegiatan sekolah yang selalu mengajarkan kebaikan misalnya dengan diadakan kultum, sholat berjama`ah, tadarus bersama, dan kegiatan lainnya yang jauh dari kata mengajarkan keburukan. kegiatan positif inilah yang diperlukan generasi bangsa untuk menghindari keburukan agar senantiasa hidupnya dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

Jadi, kesimpulan dalam pembahasan kali ini adalah Aspek religiusitas atau nilai-nilai keagamaan sangat penting dan memiliki dampak yang begitu besar dalam membangun dan mengembangkan kepribadian seseorang. 

Demoralisasi yang terjadi di indonesia saat ini hendaknya kita atasi bersama-sama dengan kembali berpegang teguh pada nilai-nilai agama Islam  untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. kegiatan-kegiatan positif perlu dibangun kembali untuk menghindari kegiatan yang bernilai negatif dan berakibat rusaknya moral seseorang. Nasihat, Teguran, dan kepedulian menjadi poin penting juga dalam keberhasilan menciptakan kepribadian manusia yang berakhlaq baik dengan bergotong royong mendukung pengembangan kualitas diri masing-masing individu.

Wallahu a`lam Bissowab.....

Sekian dan Terima kasih saya ucapkan...

Semoga keberkahan mengiringi kehidupan kita semua

Aaamiiin Yaa Rabbal `Alamiiin.... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun