Mohon tunggu...
Wafaul Ahdi
Wafaul Ahdi Mohon Tunggu... Jurnalis - MAHASISWA

Affah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perkara Tuna Netra Banyak yang Didiskriminasi Keluarga

30 September 2020   15:46 Diperbarui: 30 September 2020   15:57 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mah, pah wajah dede tuh kaya gimana yah dede penasaran deh, kata orang artis itu cantik-cantik. Muka dede se cantik artis enggak ya kira-kira.

10 tahun sudah ia hidup di dalam rundung kegelapan. Ia pikir semua orang bernasib sepertinya, seakan-akan memang dunia sudah di setting gelap. Tetapi ketika mulai menginjak besar, umur semakin bertambah satu demi satu ia mulai memahami bahwa tidak semua orang se istimewa dia. Setelah di telusuri ternyata ia mengidap sebuah penyakit yaitu Gonorrhoe, sebuah kerusakan pada saraf mata sewaktu persalinan dulu.

Ketika mengetahui bahwa dirinya istimewa terpukul sudah pasti, menyesal dan selalu bertanya salahnya apa hingga akhirnya ia harus menerima cobaan seberat ini. Namun berkat kasih sayang orang tua nya yang selalu mensupport apa yang dilakukannya ia menjadi orang yang kokoh.

Ia sudah tidak peduli akan cibiran orang, yang terpenting untuk saat ini adalah bagaimana caranya bisa membahagiakan orang tuanya dengan kekurangan yang di milikinya itu. Ia terus berusaha belajar, belajar, dan belajar dengan memanfaatkan telinganya. Toh belajar tidak harus dengan mata. Dengan mendengarkan pun bisa. Walaupun dalam hati kecilnya ia ingin sekali menjadi orang normal melihat indahnya dunia beberapa detik saja sudah sangat cukup.

Ia terlahir sebagai putri satu-satunya di keluarga dan mamah papah menyebutnya anak emas. Walau mereka awalnya kecewa karena eksprektasi tidak sesuai dengan realita yang ada namun tidak pernah menghilangkan rasa sayang mereka. Ia sangat bersyukur sekali dibalik keterbatasan yang dimiliki, ia berada di pelukan orang-orang yang amat sayang kepadanya. Dan tentunya tidak semua orang bisa mendapatkan pelukan keberuntungan itu.

Mah, Pah kenapa mamah papah dulu tidak membuangku saja, aku kan tidak berguna bagi mamah papah. (Ujarnya dengan suara manja)

Emang kamu mau di buang sama papah, mamah? (Sambil Tertawa)

Hehe, enggak juga si, dede kan bukan sampah, dede manusia kalo dede di buang nanti ada yang pungut terus di bikin sup gimana, kaya yang dede denger di televisi tuh pah, sup dede bayi (Tersenyum)

Anak berkebutuhan khusus memang bukan sampah, namun anak berkebutuhan khusus bak emas yang harus di jaga keberadaannya dan di rawat baik-baik

Tidak bisa di pungkiri di zaman sekarang ini jangankan anak yang berkebutuhan khusus, anak yang normal saja banyak yang ditemukan di tong sampah tong sampah sana. Karena beralasan anak tersebut anak tidak di inginkan, anak tersebut adalah anak haram karena hasil dari zinah dan sebagainya . Sungguh keji sekali apakah tidak ada rasa sayang yang tumpah sedikit saja di buah hatinya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun