Halo. Apa kabar? Katanya kau lagi pusing? Hal bodoh apa saja yang sedang dan selalu kau fikirkan? Ah, aku menyesal kenapa dirimu selalu saja begitu. Kapan mau berubah? Kapan mau jadi tangguh? Kapan bisa semakin tegar?
Aku yakin, kau tak sekuat Kamil yang sering kau resahkan itu. Lalu kau buat puisi sampai bermalam-malam. Bahkan hatimu tak sebanding dengan miliknya. Kau selalu saja khawatir padahal sudah jelas dia baik-baik saja. Kau tetap saja cemburu padahal sudah jelas dia bersamamu. Ayolah! Jangan buat malu aku, Wan!
Kau juga tak setabah Zidan yang sering kau perbincangan di buku catatan kecilmu itu. Aku tahu niatmu baik. Ingin dia baik-baik saja, lancar belajarnya. Tapi caramu yang salah! Sekali tak ketemu, fikiranmu mendadak batu, badanmu sayu. Itu sama saja kau menyiksa dirimu sendiri, Wan!
Kenapa kau tak fokus saja pada apa yang sekarang berada didepanmu. Sebagai lelaki yang baru saja menginjak usia pendewasaan, bukankah lebih baik kau perbaiki hari-harimu dulu? Titik fokusmu adalah dirimu. Disamping memperhatikan orang-orang tersayangmu juga penting, kau tetap harus mengimbanginya dengan hal positif milikmu.
Kau ingat kan, jika apa yang kita perjuangkan adalah perbaikan diri, maka cahaya kebaikan akan terpancar dari dalam hati kita. Dan secara tidak langsung akan menyebar, dirasakan oleh orang-orang disekitar kita.
Aku tahu, Wan, daftar nama-nama orang yang selalu saja berkutat dalam fikiranmu. Aku juga tahu siapa saja yang kau bisikkan setiap setelah sholat lima waktu. Aku tahu. Tentu aku turut mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga yang kau lakukan selalu dalam lindungan Allah, barokah, manfaat.
Semangat wan! Selalu berbuat baik! Dan, jangan lupa selalu tersenyum J
Dari yang mustinya kau dekap, selalu lekat.
Dirimu sendiri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI