Mohon tunggu...
Affa 88
Affa 88 Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Social Activist, Nahdliyin

Ojo Dumeh, Ojo Gumunan, Ojo Kagetan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Karena Nurdin, Golkar Terancam Kehilangan Banyak Suara

29 Maret 2011   17:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:19 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="" align="alignleft" width="199" caption="Nurdin Halid No, Golkar Go to Hell (Facebook Fanpage)"][/caption]

Sejak awal tahun ini, PSSI diguncang oleh insan sepakbola nasional terkait tuntutan revolusi di PSSI setelah Nurdin Halid dan antek-anteknya gagal total dalam memimpin PSSI selama dua periode. Prestasi timnas bukannya meningkat, justru menurun. Kompetisi amburadul dan sistem pendanaan serta jadwal yang carut marut membuat nyata bahwa apa yang telah diperbuat Nurdin cs tidak sesuai harapan masyarakat tanah air. Ngototnya Nurdin dalam pencalonan kembali menjadi ketua umum PSSI periode 2011-2015 didemo besar-besaran oleh aliansi suporter dari berbagai penjuru kota di Indonesia. Terlebih lagi, asosiasi internasional FIFA telah beberapa kali memberikan teguran kepada PSSI. Pun juga dengan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga dan juga Komite Olahraga Nasional Indonesia.

Media cetak maupun elektronik, jejaring sosial, unjuk rasa dan wakil rakyat pun telah ramai-ramai meminta Nurdin Halid untuk mundur dan tidak mencalonkan lagi. Namun, bukan ‘legowo’ yang diperlihatkan mantan narapidana kasus korupsi ini, melainkan sikap egois dan keras kepala dengan tetap keukeuh dengan sikapnya-memimpin organisasi PSSI yang sudah tidak sebersih dulu.

Ke-ngotot-an Nurdin Halid jelas membuat amarah yang semakin mendalam bagi semua elemen masyarakat Indonesia. Tidak hanya penikmat sepakbola Indonesia saja, bahkan para pedagang, petani, PNS, Polri, TNI, guru, pejabat dan selebritis yang jauh dari ranah sepakbola ikut memberikan antipati terhadap Nurdin Halid. Apalagi perseteruannya dengan Menegpora Andi Alfian Malarangeng semakin menyudutkan posisinya.

Dari kalimat terakhir inilah, kini dapat diketahui dengan gamblang seolah-olah PSSI sudah tidak lagi masalah sepakbola dan perangkatnya. Sepakbola sudah tidak lagi hanya tentang dua puluh dua pemain merebut satu bola di lapangan. Sepakbola sudah tidak lagi menjadi hiburan yang positif bagi masyarakat. Apalagi menyangkut prestasinya.

Nurdin dan Golkar

[caption id="" align="aligncenter" width="285" caption="Inilah yang akhirnya membuat bangsa tahu hubungan Nurdin dan Golkar (www.detik.com/images...)"][/caption]

Nurdin Halid selalu dikaitkan dengan Partai Golongan Karya (Golkar). Masyarakat secara umum juga baru tahu ada hubungan antara Nurdin dan Golkar setelah kontroversi jamuan makan pemain Timnas Piala AFF menjelang final di Kuala Lumpur Malaysia, Desember tahun lalu. Seperti diketahui, di kediaman Aburizal Bakrie yang tidak lain adalah ketua umum Partai beringin, rombongan Timnas beserta official dijamu makan malam sebelum terbang ke Kuala Lumpur. Akibat dari kebijakan itu, Timnas tidak berkonsentrasi penuh dalam laga perdana final melawan Malaysia dan dibantai 0-3.

Dari peristiwa itulah, Nurdin selaku pemegang langkah kaki pemain Timnas dituding telah mempolitisasi PSSI dan dengan lantangnya menyebut kesuksesan PSSI menjelang final karena jerih payah Golkar!. Angkuhnya Tuan Nurdin ini pula yang akhirnya menggagalkan ambisi Timnas merebut Piala AFF pertama kali sepanjang sejarah. Meski sudah dicap gagal oleh pencinta sepakbola Indonesia, dia masih saja yakin dipilih oleh peserta kongres PSSI yang rencananya diadakan di Pekanbaru tetapi dibatalkan karena kericuhan beberapa hari lalu.

Sikap Nurdin yang keGolkar-Golkaran lantas membuat pemerintah yang dimotori partai Demokrat melalui Menegpora turun tangan yang menurut Nurdin adalh intervensi. Dan ketika kemarin Andi Malarangeng melalui pers conference mengemukakan bahwa pemerintah tidak mengakui status Nurdin dan PSSInya, si Nurdin kebakaran jenggot dan menantang Andi untuk turun dari kursi menteri. Adu kekuatan inilah yang semakin memperjelas bahwa PSSI dan politik sudah tidak bisa dielakan lagi.

Sementara di luar hebohnya kejadian ini, bagi Partai Golkar yang secara hukum tidak ada sangkut pautnya dengan PSSI, terancam kehilangan banyak peminat sebab kelakuan kadernya yang bernama Nurdin Halid. Gerakan anti Nurdin dimana-mana diselaraskan dengan Gerakan anti Golkar. Hal ini bisa dijumpai di jejaring sosial dan berbagai gerakan demonstrasi. Sikap Golkar yang kemudian seolah mendukung keberadaan Nurdin pun dilihat sebagai pelindung tokoh yang paling di-black list masyarakat sepakbola Indonesia. Nurdin yang saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi pada kepengurusan Golkar periode 2009-2014 sangat wajar bila kemudian masyarakat (bahkan di Sulawesi) mengibaratkan Nurdin adalah anaknya Golkar.

Sehingga tingkah Nurdin inilah, yang mengancam eksistensi Golkar dalam menggapai impian menjadi partai nomor satu di negeri ini dalam pemilu 2014 mendatang. Bukannya mampu menggeser partai Demokrat, yang terjadi justru turunnya indeks suara pada partai yang didirikan oleh penguasa orde baru itu. Jika sang ketua umum Golkar tidak tegas kepada Nurdin seperti tegasnya pemerintah dan masyarakat, bisa dibilang nama Golkar tercemar karena noda setitik bernama Nurdin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun