Mohon tunggu...
Affa 88
Affa 88 Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Social Activist, Nahdliyin

Ojo Dumeh, Ojo Gumunan, Ojo Kagetan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Bahkan, Pemain Timnas Indonesia pun Masuk Bui

15 Mei 2010   17:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:11 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_141797" align="alignleft" width="152" caption="http://2.bp.blogspot.com"][/caption] Anarki. Sebuah kata yang sering muncul ke permukaan dalam pertandingan sepakbola Liga Indonesia. Sepakbola Indonesia yang sudah miskin prestasi selalu saja berpakaian anarki. Adu hamtam antar supporter klub sepakbola Indonesia menjadi topic-topik hangat yang justru disorot media dan public. Siapa yang tidak kenal Bonek, kelompok supporter klub Persebaya Surabaya yang terkenal suka buat rusuh. Siapa juga yang tidak membuka mata akan perang dingin antara The Jak Mania Jakarta dan Viking Bandung atau Aremania Malang dan Bonek Surabaya? Fanatisme yang berujung bentrok dan kerusuhan. Itulah corak sepakbola nasional yang penuh trik dan intrik. Baik di luar lapangan maupun di dalam lapangan, sepakbola Indonesia selalu berwarna anarki. Sudah berulang-ulang media televisi menayangkan wasit dikejar-kejar pemain dan official dan kemudian dipukuli rame-rame hanya karena keputusan yang menurut salah satu pihak tidak sesuai kenyataan. Bahkan seorang pengadil lapangan dan pemimpin pertandingan dapat diibaratkan luak yang dikepung warga kampung di kebun. Stadion yang menjadi arena pertandingan bola sepak, berubah menjadi colloseum di Roma. Mungkin kita hanya terfokus pada konflik yang itu-itu saja. Tawuran antar supporter, tawuran antar pemain di lapangan, bentrok supporter dengan aparat, penganiayaan wasit oleh pemain di lapangan, dan bentrok antara supporter dan pemain lawan. Namun, kejadian ini sungguh kelewatan. Dan mungkin hanya di Indonesia. Ketika pemain mengeroyok supporternya sendiri. Di luar lapangan, tepatnya di lampu merah seputaran kota Palembang. Ya, berita menggegerkan insane sepakbola nasional terjadi di kota Pempek, manakala empat pemain klub Liga Super Sriwijaya FC mengeroyok dan menganiaya suporternya sendiri pasca pertandingan tim itu melawan Persija Jakarta yang berakhir imbang di Stadion Jakabaring, Palembang. Charis Yulianto, Cristian Worabay, Ambrizal, dan Isnan Ali melakukan aksi tak terpuji itu dipicu oleh yel-yel ejekan yang dinyanyikan kelompok suporter SMS saat mengiringi konvoi bis pemain kembali ke Mess Pertiwi, Palembang. Saat sama-sama berada di lampu merah RS Charitas, pemain Sriwijaya FC mengamuk dan langsung mengeroyok anggota kelompok suporter SMS dengan mendatangi bus suporter yang tepat berada di sebelah bis Sriwijaya FC. Berdasarkan pengakuan korban, hanya empat pemain itu yang telah melakukan pemukulan dan penganiayaan. [caption id="attachment_141801" align="alignleft" width="300" caption="http://sriwijayafc1.files.wordpress.com/"][/caption] Seperti diberitakan oleh situs olahraga online, mereka resmi masuk sel tahanan Mapoltabes Palembang, Jumat sore (14/5),  setelah menjalani pemeriksanaan maraton oleh penyidik selama lima jam, di ruang Unit Pidana Ekonomi (Pidek) Sat Reskrim Poltabes Palembang, sejak pukul 10.00 WIB, Jum'at. Kanit Pidana Ekonomi Poltabes Palembang, Iptu Wira Prayatna mengatakan keempat pemain SFC ini telah mengakui melakukan pengeroyokan terhadap anggota kelompok suporter Sriwijaya FC yakni Sriwijaya Mania Sumsel (SMS), di Lampu Merah RS Charitas, Sabtu (8/5), yang berujung satu luka berat dan dua luka ringan. Yopi (24), Ketua Korwil SMS Sukabangun, mengalami luka di pelipis kiri. Bagian bawah mata kanan bengkak biru dan tidak bisa dibuka. Hidungnya tak henti mengeluarkan darah mesti disumpal dengan perban. Satu korban lagi Ari (18) warga Talang Kelapa mengalami luka di kepala, dan keluar darah dari telinga kiri. Dia juga sempat muntah darah akibat pukulan di perut. Sementara satu korban lagi, Reza (15) adiknya Yopie, terkilir tangan kanan dan lebam di bagian belakang telinga.(kompas.com) Nah, kalau sudah begini, jangan harap sepakbola cinta damai untuk Indonesia. Lebih lagi mereka adalah pemain Timnas, bahkan Charis Yulianto adalah kapten kesebelasan Merah Putih yang tentu dicontoh tidak hanya pemain lainnya tapi pencinta sepakbola Indonesia di seluruh negeri. Tapi, semoga kejadian ini untuk pertama dan terakhir, dimana seorang pemain yang sebelas orang mengeroyok suporternya sendiri yang puluhan ribu,  hem... affa_

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun