Mohon tunggu...
Gala Sanskara
Gala Sanskara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tak perlu terburu-buru, semua punya waktu masing-masing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Dasar Pergerakan PMII dan Konflik Black Lives Matter sampai Palestine Lives Matter

25 Mei 2021   14:27 Diperbarui: 25 Mei 2021   18:06 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Roket Hamas yang berasal dari Jalur Gaza diluncurkan mengarah ke kawasan selatan Israel. Namun Israel mengklaim telah berhasil menangkis serangan udara Hamas dari Jalur Gaza. Israel kemudian membalas serangan udara Hamas dengan membombardir Jalur Gaza yang menghancurkan gedung Kementerian Agama Hamas.

Berdasarkan data dari CNN Indonesia, “Sampai saat ini tercatat ada 212 penduduk Jalur Gaza, Palestina, meninggal akibat serangan Israel. Dari jumlah korban meninggal itu, 61 orang adalah anak-anak dan 36 orang merupakan perempuan. Kemudian korban luka-luka saat ini mencapai lebih dari 1.400 orang. Sementara itu korban jiwa di pihak Israel dalam peristiwa saling serang dengan Hamas mencapai sepuluh orang. Di antaranya adalah seorang perawat asal India, seorang anak berusia lima tahun dan seorang tentara.”

Dari Black Lives Matter sampai Palestine Lives Matter

Melihat konflik yang terjadi antara Negara Israel dan Palestina dengan slogan Palestine Lives Matter, mengingatkan kejadian yang berlangsung pada tahun kemarin, yaitu Black Lives Matter. Kejadian yang bermula pada saat George Floyd yang saat itu sedang membeli rokok di sebuah toko, dan dituduh membayarnya dengan uang palsu, sehingga Floyd ditahan oleh polisi Minneapolis, Minnesota, AS. Hingga akhirnya membuat Floyd tertelungkup di atas aspal hingga tidak bisa bernafas lagi.

Sehari setelah kematiannya Floyd, memicu terjadinya demonstrasi yang cukup besar di Minneapolis dengan aksi memprotes tindak kebrutalan polisi Minnesota, dan meluas menjadi aksi memprotes rasialisme yang kemudian melebar hingga ke berbagai negara, sehingga menimbulkan slogan Black Lives Matter.

Jika kita menarik konflik atas tindakan brutal polisi Minnesota pada Floyd serta kasus Rasialisme, di Indonesia pun sudah marak terjadi tindakan rasialisme atas orang Papua. Banyak warga Indonesia yang sering memperlakukan orang Papua itu berbeda. Padahal, orang Papua lahir dan tumbuh di atas NKRI, namun masih sering diperlakukan sebagai anak tiri di negaranya sendiri. Sakit sekali, epribadih.

Homo Homini Lupus dan Homo Homini Socius

Berdasarkan pengantar di atas, dapat kita ketahui bahwa pendapat dari Filsuf Romawi, Lucius Annaeus Seneca (4 SM–65 SM) tentang Homo Homini Socius, bahwa Manusia adalah teman bagi sesamanya. Pendapat Seneca selaras dengan apa yang sering kita sebut sebagai Simbiosis Mutualisme. Makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan satu sama lain agar terjadi kelangsungan hidup.

Akan tetapi, pendapat Seneca ditanggapi oleh sastrawan Romawi, Titus Maccius Plautus (254-184 SM) yang mengatakan bahwa "Manusia bukanlah manusia, melainkan serigala bagi sesamanya atau Homo Homini Lupus."

Jika kita kembali pada persoalan di atas, konflik tersebut lebih condong pada pendapat dari Plautus, yakni Homo Homini Lupus. Dikarenakan saat ini banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang tidak bermoral; mulai dari rasialisme hingga konflik pertempuran antara Negara Israel dan Palestina yang memakan banyak korban jiwa. Ya... Yang seperti kita ketahui, dimana-mana serigala selalu mencari yang lemah.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwasanya apa yang dikatakan oleh Seneca adalah benar. Di samping konflik-konflik yang terjadi, manusia berbondong-bondong untuk saling membantu dan melawan yang namanya perbuatan tidak bermoral. Sehingga banyak sekali masyarakat dalam manca negara menyuarakan slogan Free Palestine atau Palestine Lives Matter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun