Mohon tunggu...
Politik

Mao Tse-Tung Sang Tokoh Komunis yang Mencatatkan Sejarah Kekelaman Kemanusiaan di China

7 April 2016   21:10 Diperbarui: 7 April 2016   21:21 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mao Tse-tung merupakan tokoh Partai Komunis China yang sangat berpengaruh dan kontroversial. Para penganut ajarannya masih ada hingga kini, malah mereka tidak segan mengatakan bahwa Mao masih hidup di hati mereka.

Kompleksitas psikologis, karakter, pandangan-pandangan, serta sikap-sikap umum Mao yang hipokrit, otoriter dan kejam sudah dimulai diungkapkan, misalnya saja Mao, dari catatan pribadinya, mengaku bahwa ia menyukai pergolakan dan penghancuran.

Menurut Mao, negara harus dihancurkan lalu dibentuk kembali. Penghancuran tersebut juga berlaku bagi negara, bangsa dan umat manusia, dan orang seperti Mao mendambakan penghancuran alam semesta, karena ketika alam semesta yang lama dihancurkan, alam semesta baru akan terbentuk.

Di kemudian hari Mao bertahan dengan filosofi yang sama. Salah satu penerapannya adalah ketika Mao melakukan gerakan Lompatan ke Depan dan Revolusi Kebudayaan. Dalam gerakan Lompatan ke Depan, Mao terang-terang siap mengorbankan 300 juta rakyat China demi kemenangan revolusi dunia. Hal ini memang terbukti di lapangan. Proyek-proyek Mao yang tidak rasional justru membawa bencana dan kesengsaraan bagi rakyat China.

Salah satu proyek tidak masuk akal Mao adalah pembuatan tanur rakyat. Perintah ini disusul dengan kewajiban rakyat untuk membuat tungku-tungku itu tetap menyala dan menghasilkan baja. Akibatnya barang-barang logam yang dimiliki penduduk, termasuk alat rumah tangga dan pertanian dilebur dan dilelehkan. Untuk keperluan ini banyak rumah dirobohkan agar kayu-kayunya dapat digunakan sebagai bahan bakar tanur-tanur tersebut. Namun demikian proyek ini gagal dan telah membuat rakyat sangat terpuruk.

Dalam masa Revolusi Kebudayaan yang dimulai pada tahun 1966, Mao secara terang-terangan menggusur dan menghancurkan sesuatu yang dianggap berasal dari kebudayaan lama. Hasilnya sangat mengerikan, warisan sejarah China yang bernilai tinggi dan merupakan manisfestasi peradaban bangsa yang paling nyata dimusnahkan atas perintah Mao, mulai dari bangunan-bangunan kuno, monumen-monumen bersejarah, hingga perpustakaan. Kemudian, papan-papan nama jalan dan toko diganti.

Lebih jauh lagi Mao memerintahkan Pengawal Merah yang terdiri dari anak-anak muda untuk melakukan teror dan praktik penyiksaan terhadap mereka yang dituduh memiliki hubungan dengan budaya lama, seperti penulis, pelukis, hingga pemain opera. Mereka disiksa dengan cara ditendang dan dipukul dengan tongkat berpaku. Para Pengawal Merah digambarkan memakai seragam khusus, yaitu baju hijau, ikat lengan berwarna merah di lengan kiri, dan Buku Merah Kecil (Little Red Book) di tangan kanan, ketika melakukan hal tersebut. Buku Merah Kecil adalah buku yang berisi kutipan ajaran-ajaran Mao.

Teror yang dilancarkan di seluruh penjuru negeri ini memakan jutaan korban yang tidak bersalah. Mao, lewat “mesin pembunuh” Pengawal Merah berhasil menciptakan ketakutan sampai rakyat benar-benar tunduk tanpa daya terhadap Mao. 

Apakah bisa sistem pemerintahan dalam buku ini diterapkan di Indonesia ?

Pada dasarnya Indonesia sendiri menolak sistem komunis, dan menurut saya tidaklah bisa. Karena dimana sistem komunis dulu sudah pernah dicoba untuk diterapkan di Indonesia dan rakyat benar-benar tidak menghendaki sistem komunis tersebut. Di dalam konstitusi Indonesia sudah diatur bahwa orang-orang komunis dikecam keberadaanya pada saat ini. 

Dalam buku historinya ini kekejaman-kejaman Mao dijelaskan secara mendetil. Kejahatan, kebrutalan, penginjak-injakan harkat manusia, dan kebejatan moral Mao yang dibeberkan setidaknya akan menggiring kita untuk menilai bahwa pemuja Stalin ini bukanlah pemimpin besar, tetapi seorang penjahat kemanusiaan. Mereka yang membacanya akan menemukan suasana mencekam dan kengerian di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun