[caption caption="Ahok"][/caption]
Rencana Ahok untuk maju melalui jalur independen mendapat tanggapan yang berbeda. Bagi pendukung Ahok, ini hal menyenangkan karena Ahok menjadi independen dan tidak perlu berkong-kalingkong dengan partai pendukung setelah terpilih nanti. Ini direspon langsung oleh relawan teman Ahok dengan target 1 juta KTP.
Tetapi bagi haters, langkah ahok juga disambut gembira, karena jika ahok mendapatkan dukungan partai, maka akan semakin sulit untuk dikalahkan.
Dan bagi pengamat, ada yang memuji langkah Ahok dan tidak sedikit juga yang underestimed karena dianggap sombong, terlalu percaya diri dan lain sebagainya.
Di berbagai media, dikupaslah satu-persatu kelemahan Ahok sebagai calon independen sebagai celah untuk menumbangkan Ahok, secara garis besar ada beberapa isu utama diantaranya,
Pertama, Ahok tidak punya uang yang banyak, sementara partai politik dapat memberikan jaminan dana kampanye buat ahok, tentunya nanti setelah terpilih kembali, ahok harus mengembalikan dana tersebut.
Kedua, Ahok tidak punya basis relawan yang militant seperti partai-partai politik yang mempunyai struktur organisasi yang jelas sampai level paling bawah.
Ketiga, gaya Ahok yang arogan dan terkesan kasar. Sementara rakyat Indonesia lebih suka yang santun dan penyayang seperti cerita di sinetron-sinetron. Karena dinilai kasar, Ahok punya banyak musuh dimana-mana. Tetapi banyak juga yang suka dengan gaya Ahok yang menyebut itu sebagai sebuah Ketegasan.
Beberapa hal di atas, dinilai sebagai peluang bagi lawan untuk mengalahkan Ahok.
Namun belajar dari pengalaman-pengalaman pemilukada sebelumnya, tampaknya para pengamat lupa kalau Ahok punya jurus-jurus “licik” sebagai seorang incumbent. Jurus-jurus tersebut terbukti ampuh dan telah digunakan oleh para incumbent pada pemilukada di daerah lain.
Mari kita lihat satu persatu,