Keragaman tenaga kerja berarti tenaga kerja yang terdiri dari orang-orang dengan kualitas manusia yang berbeda atau yang termasuk dalam berbagai kelompok budaya. Dari perspektif individu, keragaman mengacu pada semua cara di mana orang berbeda, termasuk dimensi seperti usia, ras, status perkawinan, kemampuan fisik, tingkat pendapatan, dan gaya hidup.
terdapat perbedaan keberagaman tradisional dan inklusif, Dimensi keragaman yang ditunjukkan dalam model tradisional terutama mencerminkan perbedaan bawaan yang langsung dapat diamati, seperti ras, jenis kelamin, usia, dan kemampuan fisik. Namun, model keragaman inklusif mencakup semua cara di mana orang berbeda, termasuk dimensi keragaman yang dapat diperoleh atau diubah sepanjang hidup seseorang. Dimensi-dimensi ini mungkin memiliki dampak yang lebih kecil daripada yang ada dalam model tradisional tetapi bagaimanapun juga mempengaruhi definisi diri dan pandangan dunia seseorang serta mempengaruhi cara orang tersebut dilihat oleh orang lain.
Menciptakan lingkungan yang inklusif di mana semua individu merasa dihormati, dihargai, dan mampu mengembangkan bakat unik mereka adalah sulit. Kebanyakan orang, termasuk para pemimpin, memiliki kecenderungan alami terhadap etnosentrisme, yang mengacu pada keyakinan bahwa budaya dan subkultur sendiri secara inheren lebih unggul daripada budaya lain.
Selain itu terdapat juga keberagaman gender dalam memimpin, satu survei pengikut menilai pemimpin wanita secara signifikan lebih tinggi daripada pria dalam beberapa karakteristik yang penting untuk mengembangkan organisasi yang cepat, fleksibel, dan adaptif. Pemimpin perempuan dinilai memiliki pengaruh yang lebih ideal, memberikan motivasi yang lebih inspirasional, lebih memperhatikan individu, dan menawarkan lebih banyak stimulasi intelektual.Â
Salah satu sumber keragaman yang paling cepat meningkat adalah globalisasi, yang berarti bahwa para pemimpin menghadapi masalah keragaman di tahap yang lebih luas daripada sebelumnya. Bagi para pemimpin yang berinteraksi dengan orang-orang dari budaya lain, bahkan sesuatu yang tampaknya sederhana seperti jabat tangan dapat membingungkan.Perbedaan sosial dan budaya dapat memberikan lebih banyak potensi kesulitan dan konflik daripada sumber lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI